Sejak awal saya melihat program BBG ini tidak serius.
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dinilai tidak serius menjalankan program konversi pemakaian bahan bakar minyak ke bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraan.

"Sudah bertahun-tahun, pemerintah mengatakan akan membangun infrastruktur SPBG dan juga sediakan converter kit, tapi sampai sekarang tidak ada. Bagaimana rakyat bisa pindah ke BBG," kata pengamat energi, Kurtubi, di Jakarta, Kamis.

Ia tidak mengerti mengapa pemerintah terutama Kementerian ESDM yang bertanggung jawab terhadap pembangunan SPBG dan Kementerian Perindustrian untuk penyediaan converter kit tidak serius.

Padahal, lanjut Direktur Center for Petroleum and Energy Economics Studies (CPEES), pemerintah pastinya sudah menyadari bahwa program BBG merupakan solusi penting untuk mengurangi subsidi BBM. Harga BBG tidak subsidi dan juga lebih murah dibandingkan BBM, sehingga tidak memberatkan rakyat.

Ia kurang setuju pembatasan ataupun penjatahan pemakaian BBM. "Lebih baik konversi ke BBG," tambahnya.

Pengamat energi lain, Komaidi Notonegoro juga mengatakan hal yang sama. "Sejak awal saya melihat program BBG ini tidak serius," katanya.

Terbukti, lanjut Wakil Direktur ReforMiner Institute, sampai saat ini, pemerintah belum mempunyai cetak biru (blue print) program BBG.

Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata penyaluran SPBG secara nasional hanya 50 persen dan bahkan beberapa di antaranya di bawah 10 persen.

Kebutuhan satu unit SPBG untuk mencapai keekonomian sekitar 800.000 liter setara premium per hari.

Hal tersebut, lanjutnya, disebabkan karena kurangnya ketersediaan converter kit yang merupakan komponen penting program tersebut.

"Tender pengadaan konverternya juga belum jalan. Jika konverternya saja belum ada, bagaimana ini bisa jalan," katanya.

Menurut dia, solusinya mesti dimulai dengan membuat cetak biru sebagai dasar program tersebut. "Kalau cetak biru belum ada tentu program akan berjalan tidak terarah dan tidak bisa dievaluasi," katanya.

Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) juga mendesak pemerintah mengoptimalkan konversi BBM ke BBG.

Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan Setjen DEN Farida Zed mengatakan efisiensi energi dapat dilakukan dengan meningkatkan pemakaian BBG. ***2*** (T.K007)

(T.K007/B/N002/N002) 13-03-2014 16:40:28

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014