Jakarta (ANTARA News) - Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2014 tercatat 269,3 miliar dolar AS atau tumbuh 7,1 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2013 sebesar 4,6 persen (yoy).

Berdasarkan keterangan di laman BI, peningkatan pertumbuhan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan posisi ULN sektor swasta sebesar 12,2 persen (yoy) menjadi 141,4 miliar dolar AS.

Sementara itu, posisi ULN sektor publik tumbuh sebesar 1,9 persen (yoy) menjadi 127,9 miliar dolar AS. Jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, ULN sektor swasta hanya tumbuh 0,6 persen, sementara ULN sektor publik meningkat 1,6 persen.

Berdasarkan jangka waktu, kenaikan pertumbuhan ULN terutama terjadi pada ULN jangka panjang. ULN berjangka panjang pada Januari 2014 tumbuh 7,1 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Desember 2013 sebesar 4,1 persen (yoy). Sedangkan ULN berjangka pendek tumbuh 7,0 persen (yoy), sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,1 persen yoy.

Pada Januari 2014, ULN berjangka panjang tercatat sebesar 222,8 miliar dolar AS, atau mencapai 82,7 persen dari total ULN. Dari jumlah tersebut, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai 121,5 miliar dolar AS (95 persen dari total ULN sektor publik), sementara ULN berjangka panjang sektor swasta sebesar 101,3 miliar dolar AS (71,7 persen dari total ULN swasta).

Untuk ULN swasta, peningkatan pertumbuhan terjadi pada ULN sektor finansial dan sektor pengangkutan & komunikasi. ULN sektor swasta terutama terarah pada lima sektor ekonomi, yaitu sektor keuangan (pangsa 26,5 persen dari total ULN swasta), sektor industri pengolahan (pangsa 20,4 persen), sektor pertambangan dan penggalian (pangsa 18,1 persen), sektor listrik, gas, dan air bersih (pangsa 11,6 persen), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (pangsa 7,6 persen).

Dari kelima sektor tersebut, dua sektor yaitu sektor keuangan dan sektor pengangkutan dan komunikasi mencatat kenaikan pertumbuhan pada Januari 2014 masing-masing sebesar 11,1 persen (yoy) dan 5,8 persen (yoy), dari bulan sebelumnya sebesar 5,7 persen (yoy) dan 4,4 persen (yoy).

Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 20,4 persen (yoy) dan 11,7 persen (yoy), lebih lambat dari 26,1 persen (yoy) dan 12,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Di sisi lain, ULN sektor listrik, gas, dan air bersih masih mengalami kontraksi sebesar 1,7 persen (yoy).

Bank Indonesia memandang perkembangan ULN tersebut masih cukup sehat dalam menopang ketahanan sektor eksternal tercermin pada posisi ULN Januari 2014 yang cukup terkendali di level 30,8 persen dari PDB. Peningkatan pertumbuhan ULN Januari 2014 antara lain tidak terlepas dari kebutuhan kebutuhan pembiayaan ekonomi, termasuk melalui utang luar negeri.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN Indonesia, terutama ULN jangka pendek swasta, sehingga tetap optimal mendukung perekonomian Indonesia.
(C005)


Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014