Memang parpol sudah melibatkan perempuan sebagai caleg, namun masih lebih mengutamakan figur perempuan dari kalangan artis atau yang populer daripada perempuan yang berkualitas
Mataram (ANTARA News) - Komisi Nasional (Komnas) Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) menyoroti keberpihakan partai politik (parpol) kepada perempuan, yang menurut mereka masih lebih mengutamakan figur popularitas daripada kualitas.

"Memang parpol sudah melibatkan perempuan sebagai caleg, namun masih lebih mengutamakan figur perempuan dari kalangan artis atau yang populer daripada perempuan yang berkualitas," kata Wakil Ketua Komnas Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Masruchah, di sela-sela lokakarya indikator kebijakan konstitusional untuk pemenuhan HAM dan hak-hak konstitusional perempuan, yang digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu.

Ia mengatakan, semakin banyak kaum perempuan yang diusung parpol menjadi calon anggota legilslatif (caleg) sejak Pemilu 2004, hingga Pemilu 2014 yang tengah berlangsung.

Hanya saja, caleg perempuan yang diusung itu masih diorientasikan pada kepentingan pragmatis parpol yakni meraih suara sebanyak-banyaknya, sehingga perempuan populer lebih diminati parpol daripada perempuan berkualitas dari aspek intelektualitas.

"Jika bukan artis maka perempuan yang diusung menjadi caleg berasal dari kalangan berduit, akhirnya pilihan kualitas masih menjadi nomor ke sekian," ujarnya.

Karena itu, Komnas Perempuan dan Perlindungan Anak masih menganggap keberpihakan parpol pada perempuan belum sepenuhnya bertujuan mengangkat derajat kaum perempuan, meskipun telah sesuai amanat perundangan-undangan yang diperkuat Mahkamah Konstitusi (MK) yakni keterwakilan 30 persen perempuan di parlemen.

Menurut Masruchah, dalam berbagai kesempatan Komnas Perempuan dan Perlindungan Anak selalu menyoroti keberpihakan perempuan baik di ruang sekretariat pemerintahan maupun di kancah politik.

Komnas perempuan juga terus mendorong pelibatan perempuan sesuai ketentuan keterwakilan 30 persen di parlemen, sekaligus mendorong peningkatan kualitas perempuan agar kelak mampu memperjuangkan hak-hak perempuan di gedung parlemen,

"Seiring dengan waktu, kaum perempuan Indonesia akan semakin mampu memperjuangkan hak perempuan di kancah politik dan pemerintahan. Kalau voting di sidang DPR mapun DPRD maka tidak gentar dengan pergerakan politik kaum laki-laki," ujarnya.

Masruchah berharap, dari Pemilu 2014 akan banyak perempuan berkualitas yang duduk di parlemen dan hal itu sangat ditentukan oleh pemilih perempuan yang jumlahnya lebih banyak dari kaum laki-laki.

Secara kuantitas, diyakini akan semakin banyak kaum perempuan yang terpilih menjadi legislator.

"Mudah-mudahan selain banyak juga berkualitas, dan itu diyakini akan dapat muncul dari Pemilu 2014," ujarnya.

Pewarta: Anwar Maga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014