Palangka Raya (ANTARA News) - Hasil riset studi kelayakan pembangunan jalan rel kereta api (KA) di Provinsi Kalimantan Tengah yang dilakukan PT Stasiunkota Sarana Permai beberapa waktu lalu menyebutkan biaya pembangunan rel KA tersebut diperkirakan menelan biaya hingga sekitar Rp10 triliun. "Total biaya investasi sarana, prasarana, dan operasi dalam satu kesatuan sistem mencapai hampir Rp10 triliun," kata Pimpinan Tim Studi Pra-Kelayakan Pembangunan Jalan Rel KA PT Stasiunkota Sarana Permai, Syahedi Junardiono MM, dalam paparannya dihadapan Gubernur Kalteng A Teras Narang, di Palangka Raya, Senin. Pada kesempatan tersebut, jajaran PT Stasiunkota Sarana Permai termasuk Direktur Utama Indrayono, menyampaikan hasil riset yang dilakukan pihaknya dihadapan Pemprov Kalteng sebagai tindak lanjut MoU riset kelayakan pengembangan rel kereta api pada 22 Juni 2006 lalu. Junardiono dalam pemaparannya didampingi Harjono Jahi sebagai anggota tim mengemukakan, dalam satu kesatuan sistem investasi prasarana, sarana, dan operasi, sedikitnya dihabiskan NPV sebesar 101.376.196 dollar AS, pada tingkat suku bunga sembilan persen dan Pay Back Period 19,27 tahun. "Perkiraan ini memang cukup berat sebagai investasi, oleh karena itu sebaiknya dibagi dalam dua pembiayaan, sebesar 64.412.182 dolar AS sebagai investasi prasarana oleh pemerintah, dan 732.177.766 dolar AS sebagai investasi oleh pihak swasta," katanya. Ia mengatakan, pembangunan rel KA tersebut dinilai cukup potensial bagi provinsi Kalimantan Tengah yang memiliki kandungan batubara kualitas tinggi dan belum diproduksi secara maksimal. Hasil riset pihaknya mencatat pembangunan rel KA akan melalui dua jalur inlet yaitu di Seihanyu dan Puruk Cahu, sementara out let akan sampai di pelabuhan Bahaur sebagai pelabuhan bongkar muat ekspor. "Jalur yang akan dilalui yaitu dari Seihanyu dan Puruk Caru-Murung Raya-Kandui-Ampah-Mangkatip-Buntok-Mentangai-Pulang Pisau-terakhir di pelabuhan Bahaur," ucapnya. Ia memperkirakan, pembangunan rel KA akan mampu mengangkut hasil produksi batubara di wilayah utara Kalteng hingga sekitar 18,5 juta ton per tahun, dan mempersingkat waktu tempuh yang hanya akan memakan waktu sekitar 1-1,5 hari sejak dari inlet hingga outlet. Asumsi itu didasarkan dari hasil riset yang menyatakan, tiap hari dalam sistem transportasi tersebut akan dilalui 13 unit rangkaian KA yang masing-masing rangkaian berisi 80 gerbong KA. "Jadi tiap hari akan ada 13 KA yang melakukan pengangkutan. Satu KA akan berisi 80 gerbong KA dan ditarik oleh dua lokomotif kapasitas 3.000 horse power. Sehingga dengan kapasitas angkut tiap gerbong sebesar 70 ton, maka sehari akan diangkut batubara sebanyak 54.412 ton, dan setahun akan menjadi 18,5 juta ton," ungkapnya. Menanggapi hal itu, Gubernur Kalteng A Teras Narang mengatakan cukup gembira dengan hasil riset yang disampaikan PT Stasiunkota Sarana Permai meski masih akan dilakukan evaluasi-evaluasi internal oleh pihaknya. "Saya tambah bersemangat, karena asumsi saya biaya pembangunan rel KA ini bisa mencapai sekitar Rp15 triliun. Jadi akan kami usahakan perencanaan yang lebih matang lagi," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006