Washington (ANTARA News) - Sebuah perusahaan pencitraan satelit mengataan bahwa banyaknya gambar yang menutupi sebuah petak luas samudera telah menunda pengungkapan apa yang disangka puing-puing dari jet Malaysia Airlines MH370 yang hilang tersebut.

DigitalGlobe Inc, perusahaan berbasis di Colorado yang mengoleksi citra untuk pemerintah AS dan negara-negara lainnya, serta perusahaan-perusahaan swasta, memastikan telah mengumpulkan citra-citra satelit pada 16 Maret yang memperlihatkan puing-puing yang mungkin berhubungan dengan hilangnya Malaysia Airlines Penerbangan MH370.

Perusahaan itu mengatakan telah menyediakan citra-citra itu untuk pihak berwenang Australia yang dirilis mereka Kamis sebelumnya.

DigitalGlobe mengatakan pemerintah Australia mulai menyidir citra dari area pencarian saat ini hanya dalam beberapa hari terakhir, setelah upaya internsional yang masif diperluas ke bagian selatan Samudera Hindia dan perairan dekat Australia.

Pemerintah Malaysia menggambarkan citra-citra sateliot itu sebagai petunjuk kredibel dari kemungkinan reruntuhan pesawat yang meninggalkan Kuala Lumpur 8 Maret lalu menuju Beijing dengan membawa 239 orang di dalamnya dan menghilang setelah empat jam terbang.

Pemerintah Australia telah mengingatkan bahwa puing-puing dalam citra tersebut mungkin tidak berkaitan dengan pesawat hilang tersebut.

"Mengingat luar biasa luasnya area pencarian saat ini, membuat durasi upaya analisis menjadi lebih lama," kata juru bicara DigitalGlobe Turner Brinton seperti dikutip Reuters.

Brinton mengatakan lima satelit resolusi tingginya menangkap lebih dari 3 juta kilometer persegi gambar Bumi setiap hari. "Volume pencitraan sebesar ini terlalu sulit dilihat secara seketika tanpa pemikiran di mana harusnya dicari," kata dia.

Objek-objek besar yang disebut pemerintah Australia telah ditangkap satelit empat hari lalu adalah penemuan paling menjanjikan dalam beberapa hari ini di tengah upaya para pencari menjelajahi area maha luas untuk pesawat itu.

Objek terbesar yang ditangkap empat hari lalu berpanjang 24 meter dan tampak mengapung di permukaan air, kata para pejabat Australia. Sedangkan objek kedua memiliki panjang sekitar lima meter.

Brinton menolak mengomentari apakah puing-puing itu ditangkap oleh para analis DigitalGlobe, analis pemerintah atau pengguna Internet yang berperan serta dalam upaya crowdsourcing yang diluncurkan perusahaan itu guna memastikan letak pesawat tersebut.

Brinton hanya mengatakan citra-citra itu ditangkap 16 Maret lalu oleh satelit Worldview-2 milik perusahannya pada resolusi sekitar 50 cm.  Perusahaannya terus mengumpulkan citra di atas area itu di mana kemungkinan puing terpetakan.

DigitalGlobe mengaku telah mengumpulkan gambar di sebuah area lebih luas dibandingkan area pencarian resmi, dengan memfokuskan upaya kepada relawan-relawan crowdsourcing pada area pencarian yang telah diidentifikasi oleh pihak berwenang.

"Upaya jutaan relawan online seluruh dunia memungkinkan kami mengesampingkan petak luas samudera dengan beberapa kepastian," kata Brinton seperti dikutip Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014