... sistem lama hiburan dalam penerbangan (in-flight entertainment) dan sistem konektivitas lain di dalam B-777 series menyimpan potensi ancaman serangan siber itu... "
Jakarta (ANTARA News) - Walau teori serangan siber atas MH370 Malaysia Airlines merupakan teori yang paling tidak populer, namun Boeing dan Badan Penerbangan Amerika Serikat (FAA/Federal Aviation Agency) tetap melangkah: ada kemungkinan Boeing B-777-200ER ini diambilalih kendalinya oleh pihak tidak berwenang atas sistem kritikal dan jaringan data dari kabin penumpang.

Boeing --sebagai pembuat B-777-200ER itu-- menolak berkomentar tentang penyelidikan MH370 Malaysia Airlines yang dinyatakan hilang sejak Sabtu lalu (8/3). Akan tetapi, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, menyatakan secara resmi semalam (24/3), MH370 telah berakhir penerbangannya di bagian selatan Samudera Hindia; tiada seorang pun di dalamnya yang selamat.

Akan halnya pernyataan Razak itu, sampai saat ini belum satu pun pihak pencari dari 26 negara yang turut dalam operasi SAR internasional itu, pun pihak manufaktur dan berwenang lain, yang dapat secara pasti mengungkap dan mengidentifikasi "bagian-bagian" terapung yang ditemukan di perairan selatan Samudera Hindia. Mereka cuma menyatakan, "diduga terkait MH370".

Terkait menolak berkomentar itu, sumber di Boeing menyatakan, sistem lama hiburan dalam penerbangan (in-flight entertainment) dan sistem konektivitas lain di dalam B-777 series menyimpan potensi ancaman serangan siber itu.

Aviation Week, dalam satu edisinya mengutip jurnal FAA, menyatakan bahwa kondisi penerbangan tertentu dirancang untuk mengisi kekosongan standar keselamatan penerbangan.

Penyempurnaan itu berawal dari pengembangan sistem jaringan dalam pesawat terbang yang terhubungkan dengan sistem layanan komputer di sisi penumpang, yang makin lama makin canggih.

Sistem inilah yang sebelumnya mewadahi sistem kritikal pesawat terbang yang diisolasi sedemikian rupa dan juga sistem data.

FAA menyatakan, kondisi-kondisi khusus itu diberlakukan untuk menjamin bahwa keamanan (kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan) sistem pesawat terbang tidak bisa terhubungkan dengan piranti berkabel atau pun nirkabel di antara domain layanan informasi, domain kendali, dan sistem layanan hiburan penumpang. Intinya, mereka tidak bisa saling "berkomunikasi".

Sistem perlindungan data dan antarkoneksi inilah yang diterapkan pada Boeing B-777 series, sejalan aplikasi Boeing untuk mengubah Sertifikasi Tipe guna melingkupi instalasi sistem jaringan di dalam pesawat terbang pada Agustus 2012 lalu.

Malaysia Airlines merupakan pemakai perdana Boeing B-777-200ER di lingkungan ASEAN, dan B-777-200ER pada MH370 bernomor seri A9-MRO itu didatangkan sejak 12 tahun lalu, jauh sebelum aplikasi Boeing itu diajukan dan dikabulkan FAA.

Kondisi khusus itu juga meliputi tambahan piranti untuk meningkatkan pemisahan domain antara domain layanan informasi pesawat terbang dan sistem kendali pesawat terbang. Arsitektur yang diubah dan konfigurasi jaringan itu didedikasikan untuk/atau menjadi antarmuka dengan sistem kendali terkait keselamatan pesawat terbang dan sistem navigasi.

Juga pada fungsi pendukung administratif, sistem informasi penumpang, dan akses dari sistem internal di pesawat terbang itu.

Langkah penyempurnaan itu ditempuh karena konfigurasi jaringan terintegrasi di dalam Boeing B-777 series tampaknya dapat menjadi obyek eksploitasi kerawanan pada keamanan jaringan dan otomatis meningkatkan risiko; baik pada pesawat terbang ataupun penumpangnya.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014