Semarang (ANTARA News) - Tuan rumah PSIS berhasil memenuhi ambisinya untuk meraih angka penuh setelah menundukkan tamunya Persipur Purwodadi 3-1 (1-1) pada laga perdana Grup 4 Kompetisi Sepak Bola Divisi Utama di Stadion Jatidiri Semarang, Selasa petang.

Pertandingan kedua tim yang disaksikan sekitar 7.500 penonton tersebut berlangsung lamban dan terlihat kedua tim tampak berhati-hati dalam memainkan bola terutama pada babak pertama.

Tetapi memasuki babak kedua, kedua tim terlihat tampil lepas hanya pemain-pemain tim tamu tampak mental bertandingnya terganggu akibat keputusan wasit yang dinilai tidak adil.

Hal itu terlihat saat tuan rumah mencetak gol balasan melalui titik penalti pada menit ke-45 ketika kapten tim menyentuh bola di daerah terlarang sehingga wasit Budi Narimo menunjuk titik putih.

Penyerang PSIS Julio Arcores yang bertindak sebagai algojo sebenarnya tendangannya bisa ditepis kiper Persipur Yoga Arif Wahyu Utomo tetapi wasit memutuskan untuk mengulang tendangan penalti tersebut karena kiper Persipur dinilai bergerak terlebih dulu sebelum bola ditendang.

Pada tendangan kedua, bola keras berhasil menghujam ke pojok kanan kiper Persipur sehingga kedudukan 1-1. Persipur unggul dulu pada menit ke-10 melalui tendangan Nur hamid setelah menerima umpan terobosan dari John tamba.

Memasuki babak kedua, pertandingan baru berjalan tiga menit tuan rumah berhasil menggetarkan gawang Persipur melalui tendangan harry Nur setelah menerima umpan dari tendangan bebas Taufik Hidayat sehingga kedudukan berubah menjadi 2-1 untuk PSIS.

Tuan rumah memperbesar kemenangan menjadi 3-1 melalui sontekan Taufik Hidayat setelah menerima umpan silang dari rekannya yang tidak dapat diantisipasi kiper Persipur sehingga berubah menjadi 3-1 dan bertahan hingga pertandingan usai.

Wasit Budi Narimo mengeluarkan kartu kuning untuk Ronald Fagundez (PSIS) dan Widiyanto (Persipur).

Manajer Persipur Purwodadi Adi Setiawan mengatakan, timnya bisa meneriam hasil pertandingan ini tetapi manajemen akan melayangkan surat protes kepada Liga Indonesia soal kepemimpinan wasit.

Ia menyebutkan, sebagai contoh penalti yang diulang dan tidak ada sinkronisasi antara wasit dengan hakim garis. "Pada babak kedua pemain kami mentalnya turun akibat kepemimpinan wasit sepertti itu," katanya.

Selain itu, kata dia, gol kedua bagi PSIS sebenarnya hakim garis sudah mengangkat bendera sebagai tanda bahwa pemain PSIS sudah berdiri dalam posisi off side tetapi ternyata terjadi gol dan disahkan oleh wasit.

Pelatih Persipur Nanang Kushardyanto mengatakan, pertandingan sebenarnya berjalan dengan bagus tetapi dirinya menyesalkan kepemimpinan wasit yang seperti itu. "Tetapi bagaimanapun hasil pertandingan di lapangan itu yang dipakai," katanya.

Pelatih PSIS Eko Riyadi mengatakan, dirinya bersyukur pada laga perdana ini timnya bisa memenangkan pertandingan meskipun harus bekerja dengan keras. "Pemain tetap fight dalam pertandingan ini," katanya.

Tetapi, lanjut dia, tentu saja ada kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki untuk menyongsong pertandingan berikutnya menjamu PSIR Rembang, Jumat (18/4).

Ia mengakui, gol bagi Persipur pada awal pertandingan ke gawang timnya karena kurangnya komunikasi antarpemain. "Pada babak pertama kita sering kehilangan bola dan itu akan menjadi catatan baginya untuk diperbaiki," katanya.

GM PSIS Khairul Anwar mengatakan pada babak pertama terlihat anak-anak tampil terlalu hati-hati dan itu sesuatu yang wajar karena pertandingan ini merupakan yang pertama tetapi pada babak kedua sudah bisa berkembang.

"Saya juga melihat kerja sama antarpemain pada babak pertama juga masih kurang karena mereka terlihat sangat terburu-buru dan ini tentunya menjadi bahan evaluasi kami untuk lebih baik pada pertandingan berikutnya," katanya. (*)

Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014