"Pasar tampaknya sedikit kelebihan jual (oversold)," kata Tetsu Emori, ketua ahli strategi komoditas pada Mitsui Bussan Futures di Tokyo.
London (ANTARA News) - Harga minyak dunia mulai stabil Selasa setelah hari sebelumnya diperdagangkan turun naik dan minyak mentah turun hingga di bawah 60 dollar AS per barrel karena kekhawatiran gangguan pasokan minyak mulai menghilang, kata para pedagang. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan November, naik menjadi 61,47 dollar AS per barrel pada perdagangan elektronik sebelum pasar AS resmi dibuka. Kontrak tersebut sempat turun hingga 59,52 dollar AS pada hari Senin, yang merupakan harga terendah sejak 8 Maret 2006. Di London, lapor AFP, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan November naik menjadi 60,86 dollar AS per barrel pada perdagangan elektronik. Pada hari sebelumnya sempat menyentuh harga terendah 59,32 dollar AS, yang juga terjadi pada 8 Maret 2006. Harga minyak berjangka turun hingga titik terendah dalam enam bulan sebelum kemudian naik hingga di atas 60 dollar AS per barrel setelah pasar tidak mampu mempertahankan harga di bawah batas psikologis. "Pasar tampaknya sedikit kelebihan jual (oversold)," kata Tetsu Emori, ketua ahli strategi komoditas pada Mitsui Bussan Futures di Tokyo. Para pedagang mengatakan, pasar mulai mengkhawatirkan kemungkinan organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) akan mulai mengurangi produksi jika penurunan harga masih berlanjut. "Saya kira bahwa pasar sedang mengamati setiap tanda tentang apa yang akan dilaksanakan oleh OPEC dan pada harga berapa akan didukung OPEC," kata Mark Pervan, seorang pengamat energi pada Daiwa Securities di Melbourne. Pada September OPEC kembali memutuskan untuk mempertahankan kuota produksi sebesar 28 juta barrel per hari, yang telah dipertahankan sejak Juni 2005, dengan kebijakan yang didisain untuk menjaga pasar tetap bisa dipasok dan untuk mendinginkan harga yang memanas. Penurunan harga pada hari Senin terjadi karena ketengangan soal krisis nuklir Iran semakin reda dan raksasa minyak BP mengatakan akan memulihkan tingkat produksi di Prudhoe Bay, lapangan minyak terbesar di Amerika Serikat. Harga minyak mentah di New York turun hingga 25 persen dari harga tertinggi sepanjang masa sebesar 78,40 dollar AS per barrel yang terjadi pada Juli 2006 ketika Israel melakukan serangan militer ke Lebanon. Sebelumnya badan riset Centre for GLobal Energy Studies mengatakan dalam sebuah laporan bulanannya yang diterbitkan Senin, bahwa harga minyak kemungkinan besar akan jatuh lebih rendah akibat ketiadaan pemotongan output OPEC di tengah melesunya ketegangan geopolitik. "Pada saat segala sesuatu pada posisi sekarang, penurunan harga lebih jauh adalah mungkin jika OPEC tidak sedemikian rupa mengatur pengurangan outputnya," badan riset berpengaruh itu mengatakan. "Fundamental (pasokan dan permintaan) pasar minyak kini kembali di kursi pengemudi karena ketegangan politik telah mereda," CGES mengatakan. Harga minyak mentah turun sekitar 25 persen sejak mencapai rekor ketinggian di atas 78 dolar awal tahun ini, terutama disebabkan oleh perkiraan akan perlambatan ekonomi AS, kenaikan cadangan AS dan musim angin topan Atlantik yang lemah. Laporan tersebut menambahkan: "Ketegangan di Timur Tengah dan kekawatiran suplai minyak Nigeria adalah instrumental dalam mempertahankan harga menggelegak, namun perdamaian di Lebanon dan Iran yang kurang konfrontatif nampaknya telah bertindak sebagai katalis, meredakan syaraf tegang dan membuka jalan bagi fundamental lemah mengemuka." Harga juga lemah menyusul janji dari 11 negara anggota Organisasi Negara Negara Pengekspor Minyak untuk mempertahankan outputnya tidak berubah.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006