Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, menegaskan bahwa bencana gempa bumi yang melanda daerahnya pada 27 Mei secara langsung mempengaruhi kinerja ekonomi provinsi DIY 2006. "Perekonomian DIY pasca-bencana tersebut mengalami kontraksi akibat terganggunya proses produksi," katanya pada Rapat Paripurna DPRD DIY yang dipimpin Ketua DPRD DIY, Djuwarto, Selasa malam. Dalam rapat paripurna dengan agenda penjelasan Gubernur DIY tentang Nota Perubahan APBD 2006 itu, Sultan HB X menjelaskan, persoalan lesunya aktivitas ekonomi pasca-bencana gempa bumi tersebut. Pertumbuhan ekonomi DIY pada Triwulan III 2006 diproyeksikan tumbuh 9,48 persen setelah mengalami kontraksi sebesar 8,70 persen pada Triwulan II. Melambatnya pertumbuhan ini dipengaruhi oleh kinerja sektor perdagangan dan industri pengolahan yang tumbuh negatif masing-masing 2,13 persen dan 5,29 persen, selain sektor petanian yang juga tumbuh negatif 3,49 persen. "Berdasarkan kondisi tersebut, maka estimasi pertumbuhan ekonomi DIY 2006 akan melemah dibanding 2005," kata Sultan HB X. Ia menambahkan, sektor pariwisata pasca-bencana juga terpengaruh oleh aktivitas perdagangan, hotel, restoran dan biro perjalanan, karena jumlah wisatawan yang datang berkurang. "Hal ini berimbas juga pada sektor industri dan kerajinan, karena orientasi pasar di sektor tersebut tergantung pada aktivitas pariwisata," katanya. Sultan HB X mengakui, munculnya pandangan bahwa DIY tidak aman, karena bencana gempa dan erupsi Merapi, menjadi ganjalan pemerintah dan pelaku pariwasata untuk menarik kembali wisatawan untuk datang ke Yogyakarta. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006