Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama Maret 2014 surplus 673,2 juta dolar AS.

Saat menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Jumat, Kepala BPS Suryamin mengatakan nilai total ekspor selama kurun itu 15,21 miliar dolar AS sedang nilai total impor 14,54 miliar dolar AS.

Ia mengatakan, nilai total ekspor Maret 2014 naik 3,95 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan meningkat 1,24 persen dibandingkan nilai ekspor pada bulan yang sama tahun lalu.

"Peningkatan ekspor dipicu melonjaknya pengiriman barang sektor nonmigas yang mencapai 5,59 persen," katanya.

Nilai ekspor nonmigas bulan Maret mencapai 12,57 miliar dolar AS, naik 5,59 persen dari nilai ekspor bulan sebelumnya dan meningkat 3,92 persen dibandingkan nilai ekspor bulan Maret tahun lalu. Sementara ekspor migas selama periode itu 2,64 miliar dolar AS.

Suryamin menjelaskan, kenaikan tertinggi ekspor nonmigas terjadi pada bahan bahan bakar mineral yang mencapai 14,76 persen atau senilai 2,06 miliar dolar AS, disusul ekspor kendaraan dan bagiannya melonjak 15,73 persen senilai 472,8 juta dolar AS dan ekspor lemak dan minyak hewan/nabati naik 12,13 persen menjadi 5,286 miliar dolar AS.

"Kenaikan ekspor nonmigas secara keseluruhan dipicu antara lain bahwa kualitas produk-produk tersebut semakin meningkat, sehingga mampu bersaing dan mendapat tempat di pasar internasional," Suryamin.

Pada saat yang bersamaan, ekspor perhiasan/permata merosot 12,54 persen menjadi 442,4 juta dolar AS, ekspor alas kaki turun 7,85 persen menjadi 277,1 juta dolar AS, dan ekspor kertas/karton tergerus 4,58 persen menjadi 311,1 juta dolar AS.


Ekspor terbesar

Ekspor nonmigas ke Tiongkok pada Maret 2014 mencapai angka terbesar yaitu 1,52 miliar dolar AS, disusul Amerika Serikat 1,27 miliar dolar AS, dan ke Jepang 1,24 miliar.

Kontribusi ketiga negara itu terhadap nilai total ekspor mencapai 32,03 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) mencapai 1,32 miliar dolar AS.

"Ekspor nonmigas ke Tiongkok didominasi lemak dan minyak nabati, sedangkan ke Singapura seperti bahan kimia, kimia organik, pulp," kata Suryamin.

Sementara ekspor migas selama Maret 2014 mencapai 2,64 miliar dolar AS dolar AS, turun 3,24 persen dibanding Februari 2014 yang mencapai 2,73 miliar dolar AS.

"Penurunan ekspor migas karena merosotnya ekspor gas sebesar 11,59 persen, menjadi 1,43 miliar dolar AS dari sebelumnya 1,63 miliar dolar AS," ujarnya,


Impor

Selama Maret 2014 nilai total impor mencapai 14,54 miliar dolar AS, naik 5,42 persen dibanding impor bulan sebelumnya.

Impor nonmigas selama kurun itu 10,53 miliar dolar AS atau naik 1,94 persen dan impor migas senilai 4,01 miliar dolar AS atau naik 15,83 persen.

Kenaikan impor barang nonmigas terjadi pada barang seperti serelia 41,5 juta dolar AS (20,84 persen), plastik dan barang dari plastik 30,3 juta dolar AS (5,11 persen) besi dan baja 26,5 juta dolar AS (4,1 persen), kapas 10,4 juta dolar AS (5,79 persen) mesin dan peralatan listrik 8,9 juta dolar AS (0,64 persen).

Penurunan impor terjadi pada kelompok barang besi dan baja, yang nilainya merosot 28,8 persen dari 422,9 juta dolar AS menjadi 301,1 juta dolar AS, disusul impor bahan kimia organik yang turun 12,04 persen dari 641,2 juta dolar AS menjadi 564 juta dolar AS dan impor sisa industri makanan yang turun 6,04 persen dari 154 juta dolar AS menjadi 144,7 juta dolar AS.

Berdasarkan negara pemasok barang impor nonmigas, Tiongkok menempati urutan pertama dengan nilai 2,22 miliar dolar AS, disusul Jepang (1,36 miliar dolar AS), dan Singapura 0,87 miliar dolar AS.

Khusus impor sektor migas, selama Maret 2014 kenaikan disebabkan melonjaknya nilai impor minyak mentah dan hasil minyak masing-masing 353,8 juta dolar AS dan 310,5 juta dolar AS. Impor gas mengalami penurunan sebesar 116,9 juta dolar AS.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014