Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik ke posisi tertinggi tiga pekan terakhir pada Senin (Selasa pagi WIB), didorong meningkatnya ketegangan di Ukraina.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni bertambah 6,4 dolar AS atau 0,49 persen, menjadi menetap di 1.309,3 dolar AS per ounce.

Ancaman intervensi skala penuh di Ukraina oleh Rusia menyebabkan emas melesat naik. Pelemahan dalam pasar ekuitas AS juga mendukung harga emas.

Namun data ekonomi AS positif yang keluar pada Senin meredam penggunaan emas sebagai aset "safe haven". Lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) mengatakan indeks non-manufaktur AS naik menjadi 55,2 persen pada April, merupakan yang tertinggi dalam enam bulan terakhir.

Beberapa analis percaya bahwa data diimbangi dampak ketegangan Ukraina, tetapi mereka masih memperkirakan emas akan tetap berada pada tren turun karena laporan angka penggajian AS yang kuat pada Jumat lalu menunjukkan ekonomi AS stabil.

Analis pasar percaya bahwa Federal Reserve akan segera berada dalam posisi mulai menaikkan suku bunga karena Ketua Fed Janet Yellen akan tampil di hadapan Komite Ekonomi Gabungan Kongres AS pada Rabu (7/5), yang berpotensi menghasilkan informasi lebih lanjut tentang seberapa cepat perubahan pertama dalam kebijakan suku bunga aktual sejak 2008 akan terjadi.

Tetapi beberapa analis berpendapat tidak akan ada keputusan tegas tentang waktu akan dibuat sampai Oktober.

SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar dunia, mengurangi kepemilikan emas sebesar 2,70 ton menjadi 782,85 ton pada Jumat pekan lalu.

Perak untuk pengiriman Juli naik 2,5 sen atau 0,13 persen menjadi ditutup pada 19,571 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli, naik 7,7 dolar AS atau 0,53 persen, menjadi berakhir pada 1.448,4 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.

(A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014