San Jose (ANTARA News) - Presiden terpilih Luis Guillermo Solis, yang meraih kemenangan telak sebagai calon partai ketiga yang menghancurkan sistem tradisional dua partai Kosta Rika, akan dilantik Kamis.

Pria 56-tahun itu telah bersumpah akan mereformasi secara luas sosial dan politik saat dia mengambil alih negara dengan masalah infrastruktur yang parah, utang sebesar 60 persen dari PDB, meningkatnya kesenjangan sosial dan ketegangan perbatasan dengan tetangga Nikaragua.

Dia akan bersumpah jabatan pada upacara di Stadion Nasional yang dihadiri oleh para petinggi termasuk Presiden Bolivia Evo Morales, Presiden Ekuador Rafael Correa dan Pangeran Felipe dari Spanyol.

Solis, seorang akademisi dan sejarawan, datang entah dari mana dalam pemungutan suara memenangkan putaran pertama pada 2 Februari, mengejutkan kemapanan politik di negara Amerika Tengah berpenduduk lima juta itu.

Dengan catatan lebih dari 1,3 juta orang, atau 78 persen suara yang diberikan dalam pemilu putaran kedua, dia menjadi kandidat partai ketiga pertama dalam lebih dari setengah abad untuk memenangkan posisi puncak.

Sosiolog Manuel Rojas mengatakan, masyarakat akan bersedia untuk memutus beberapa kekenduran presiden baru.

"Kebanyakan orang mengerti bahwa masalah-masalah yang mereka hadapi adalah masalah besar dan tidak dapat diselesaikan dalam semalam," kata Rojas.

Sebuah laporan oleh Comptroller General memperingatkan pekan ini bahwa beberapa lembaga publik berada dalam bahaya mematikan jika defisit tidak menyusut.

Solis mengakui bahwa defisit adalah salah satu kekhawatiran utamanya, tetapi dia berusaha untuk mengecilkan laporan itu.

"Saya akan menyerukan untuk tenang dan tenang. Tentu, defisit adalah masalah yang mengganggu perhatian kita. Kami ingin menyelesaikan Ini dengan ketegasan," katanya Selasa, setelah pertemuan dengan presiden yang habis masa jabatannya.

Dia mengambil alih dari Laura Chinchilla dari sosial demokrat, Partai Pembebasan Nasional (PLN), wanita kepala negara pertama Kosta Rika. Pemerintahnya terguncang oleh skandal korupsi. Demikian laporan AFP.

(Uu.H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014