Jakarta (ANTARA News) - Jumlah kasus flu burung (Avian Influenza/AI) berkelompok pada manusia (klaster) di Indonesia bertambah menjadi sembilan kasus dengan dikonfirmasinya kasus infeksi baru pada EW (21) dan Ab (11) di Tulungagung, Jawa Timur. Petugas Pos Komando (Posko) Flu Burung Departemen Kesehatan, Suhardaningrum, di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa hasil pemeriksaan RT-PCR terhadap spesimen EW, kakak dari pasien Ab yang dinyatakan positif terinfeksi virus flu burung dan meninggal pada 18 september 2006, menunjukkan bahwa perempuan itu positif terinfeksi virus AI. Kasus klaster flu burung sebelumnya juga terjadi pada Ze (27) dan RF (14) di Solok (Sumatera Barat), AT (10) dan AS (18) di Bandung (Jawa Barat), AS (29) dan kelima saudaranya di Kabupaten Karo (Sumatera Utara), Nr (13) dan En (4) di Kabupaten Indramayu (Jawa Barat), IS (19) dan IJ (18) di Tangerang (Banten), Hn (21) dan HS (4) di Tanggamus (Lampung), RD (34) dan Fr (9) di Jakarta Selatan (DKI Jakarta) serta IS (37) dan S (8) di Tangerang (Banten). Penambahan jumlah kasus klaster flu burung selalu memunculkan kekhawatiran akan terjadinya penularan virus AI (H5N1) dari manusia ke manusia yang berpotensi menyebabkan pandemi influenza. Namun demikian, data di Posko Flu Burung Depkes menunjukkan, hingga saat ini hasil penelitian terhadap Ribonucleic Acid (RNA) virus yang umumnya ditularkan oleh unggas tersebut menunjukkan bahwa virus yang menginfeksi semua pasien di Indonesia adalah jenis virus influenza yang menular dari unggas kepada manusia. Para peneliti sebelumnya juga menyatakan bahwa hingga saat ini belum terjadi perubahan atau mutasi yang signifikan pada virus tersebut yang memungkinkan terjadinya penularan virus antar manusia. Penularan antar-anggota keluarga yang terjadi pada hampir semua kasus klaster di Indonesia itu diperkirakan ada lantaran persamaan susceptibilitas atau kerentanan sesama anggota keluarga terhadap penyakit infeksi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006