Mari bicara. Tapi mari bicara secara realistis."
Bangkok (ANTARA News) - Perdana Menteri baru Thailand Senin menawarkan pembicaraan dengan para pengunjuk rasa yang mencoba untuk menggulingkan pemerintah, ketika pesaing politiknya mendesakkan pemilihan pemimpin yang tak dipilih agar mengambil kekuasaan.

"Kami terbuka untuk dialog," kata Niwattumrong Boonsongpaisan, yang menduduki jabatan tersebut minggu lalu sesudah ketetapan pengadilan kontroversial mencopot Yingluck Shinawatra dan sembilan menterinya dari jabatannya, lapor AFP.

"Mari bicara. Tapi mari bicara secara realistis," katanya kepada para wartawan asing, mengecilkan kekhawatiran bahwa negaranya mendekati situasi berbahaya.

"Saya tidak berpikir akan adanya perang saudara. Sudah enam bulan dan kami mampu menjalankan negara ini cukup baik," kata Niwattumrong.

Para demontran oposisi mengancam akan memperbesar kampanye enam bulan mereka untuk menggulingkan pemerintahnya.

Namun para pendukung pemerintah, yang dikenal dengan "Kaos Merah", mengatakan mereka tidak akan menolelir langkah apapun untuk menyerahkan kekuasaan kepada rezim yang tidak dipilih, memperingatkan hal itu akan mengarah pada perang saudara.

Kaum demonstran oposisi menginginkan Senat (majelis tinggi parlemen) -- hampir separuh jumlah anggotanya tidak dipilih -- untuk memecat kabinet yang melemah, namun tidak jelas apakah langkah seperti itu mungkin menurut konstitusi.

Negara itu belum memiliki majelis rendah yang berfungsi sejak Yingluck membubarkan parlemen pada Desember untuk pemilu yang kemudian dinyatakan tidak sah karena gangguan para demonstran.

Sejumlah anggota Senat mengadakan pertemuan Senin untuk mencari solusi atas krisis tersebut.

Paiboon Nittitawan, seorang senator yang dipilih dan pengecam pemerintah yang terkenal, mendesak majelis tinggi untuk memilih perdana menteri baru "segera", demi keamanan dan ekonomi".

"Kami tidak dapat membiarkan krisis terus berlarut," katanya.

Juru bicara Senat-terpilih Surachai Liangboonlertchai mengatakan kepada para wartawan sebelum pembicaraan itu bahwa dia akan menyusun draf "peta jalan" keluar dari krisis sesegera mungkin namun tidak menyingkapkan rencananya.

Kurang dari 90 senator, dari total 150, menghadiri pertemuan tersebut di tengah pertanyaan tentang apakah majelis tinggi berhak mengadakan debat tentang krisis ini dalam kondisi sekarang ini.

Thailand sering diguncang pergulatan periodis demo politis dan kekerasan jalanan sejak kakak Yingluck Thaksin Shinawatra dicopot sebagai perdana menteri oleh para jenderal royalis pada 2006.

Kerajaan itu terbelah dengan tajam antara lawan dan pendukung taipan miliarder yang menjadi politisi populis, yang tinggal di Dubai untuk menghindari penjara karena terbukti korupsi.

Setidaknya 25 orang tewas dalam beberapa bulan belakangan dalam kekerasan politik yang sering menyasar demonstran oposisi.

Niwattumrong mengatakan dia akan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat pemilu Rabu tentang pemilihan umum yang dijadwalkan pada 20 Juli, menolak tuntutan kaum oposisi agar menunda pemungutan suara hingga reformasi dilaksanakan untuk mengatasi korupsi. (*)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014