Jakarta (ANTARA News) - Buku berjudul "Detik-Detik Yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi" yang ditulis mantan Presiden BJ Habibie masih diburu masyarakat, bahkan antrean pembeli masih terjadi toko-toko buku di ibukota dan di daerah. Direktur Eksekutif The Habibie Center (THC), Watik Pratiknya, kepada pers di Jakarta, Selasa, mengakui pihaknya kewalahan menerima pesanan buku tersebut. Karena itu, buku itu telah dicetak ulang sebanyak 40 ribu eksemplar. "Rencana semula cetak ulang itu 10 .000, tetapi animo masyarakat di luar dugaan, sehingga cetak ulang langsung kita tingkatkan menjadi 40.000 eksemplar. Edisi cetak ulang ini sudah kita distribusikan ke toko-toko buku mulai kemarin," katanya. The Habibie Center tidak menduga akan adanya sambutan yang luar biasa dari publik. "Pada awalnya kita jajaki pemasaran di toko-toko buku. Di Jakarta saja, toko buku terkenal paling hanya pesan lima eksemplar, tetapi sambutan luar biasa, sehingga persediaan untuk edisi perdana sudah langsung habis dan kita cetak ulang," katanya. Kisah kesaksian Mantan Presiden BJ Habibie di Jakarta, Kamis (21/9) malam, meluncurkan bukunya yang merupakan kesaksiannya atas berbagai peristiwa penting menjelang peralihan kekuasaan dari Soeharto dan semasa ia menjabat presiden ketiga RI pada bulan Mei tahun 1998. Peluncuran buku setebal 548 halaman berjudul "Detik-Detik Yang Menentukan" itu dilakukan Habibie, yang saat itu didampingi Ibu Ainun Habibie, anak dan menantu serta kedua cucunya, dengan menarik kain selubung buku dan penandatanganan prasasti bertuliskan "Di persembahkan untuk rakyat Indonesia". "Buku ini merupakan catatan pribadi yang ditulis sendiri semasa dia (Habibie) menjabat presiden," kata Muladi, salah seorang pengurus The Habibie Center (THC). Buku tersebut menguak informasi-informasi yang belum pernah diketahui publik. Menurut penyunting buku itu, Makmur Makka, struktur buku terbagi atas epilog, empat bab dan prolog. Bagian prolog dan epilog disusun oleh satu tim penulis, dan empat bab lainnya ditulis Habibie sendiri dari catatan-catatan hariannya. Pada bab pertama, Habibie mengungkapkan fakta-fakta menjelang pengunduran diri Presiden Soeharto dan bab kedua berisi seputar 100 hari pertama masa pemerintahan yang diliputi masalah multikompleks dan multidimensi. Selanjutnya pada bab ketiga Habibie menceritakan tentang 100 hari pertama dan 100 hari terakhir sebelum pemilihan Presiden keempat RI dan bab terakhir mengisahkan tentang berbagai peristiwa pada 100 hari menjelang pemilihan Presiden RI keempat. "Buku `Detik-Detik Yang Menentukan` ini juga memuat kiat seorang BJ Habibie dalam menghadapi krisis," kata Watik Pratiknya, seraya menambahkan bahwa pada saat menghadapi persoalan bangsa dan harus mengambil keputusan penting, Habibie seolah menggunakan pendekatan yang tidak lazim. Hal yang dilakukan itu, antara lain pendekatan aproximasi, yakni untuk mencapai tujuan Habibie melakukan pendekatan demi pendekatan yang bertahap namun konsisten. Selain itu, Habibie juga melakukan pendekatan dialogis yang terlihat jelas dalam menyelesaikan konflik dengan Timtim. (*)

Copyright © ANTARA 2006