Teheran (ANTARA News) - Kepala kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif akan bertemu di Istanbul, Senin, guna meninjau kemajuan negosiasi untuk kesepakatan nuklir, menurut laporan media.

Pertemuan dua hari yang dilakukan tanpa pemberitahuan itu dilakukan setelah pertemuan yang sia-sia antara Iran dan kekuatan dunia di Wina awal bulan ini, ketika tidak ada " kemajuan nyata " yang dibuat menjelang tenggat waktu 20 Juli.

Pertemuan Istanbul diumumkan di media Iran, dengan kantor berita ISNA mengutip sumber yang dekat dengan tim negosiasi nuklir republik Islam itu.

Zarif meninggalkan Teheran sekitar pukul 10.00 waktu setempat dan akan menuju ke Aljazair pada Selasa seusai pertemuannya dengan Ashton.

Tidak ada perwakilan dari kelompok P5 +1 - lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman - yang sedang melakukan negosiasi dengan Iran atas kegiatan nuklirnya yang akan hadir dalam pertemuan itu, tambah laporan tersebut.

Tidak ada rincian lebih lanjut dari diskusi antara Zarif dan Ashton yang diungkapkan tetapi beberapa masalah dilaporkan tetap menjadi pembahasan.

Hal itu termasuk ruang lingkup pengayaan uranium Iran, yang jika dimurnikan lebih lanjut dapat digunakan untuk memicu ledakan nuklir, dan reaktor penelitian Arak yang belum selesai, yang dari limbah produknya dapat memberikan jalur alternatif untuk bom atom .

Negosiator Iran dan Barat mengatakan kesenjangan besar tetap ada setelah pembicaraan di Wina, yang gagal untuk memicu upaya awal menuju pembuatan rancangan perjanjian komprehensif.

Penolakan Iran untuk memasukkan pengembangan rudal balistik dalam pembicaraan nuklir juga dilaporkan menyebabkan keretakan di Wina.

Tapi semua pihak sejak itu telah menyatakan kesediaan untuk melanjutkan pembicaraan dalam beberapa bulan mendatang, dan P5 +1 berusaha untuk mengekang kegiatan nuklir Iran yang menurut dugaan pengawas internasional bisa menjadi kedok tujuan militer.

Iran --yang menyangkal pernah memiliki ambisi persenjataan nuklir dan menegaskan program nuklirnya adalah untuk tujuan sipil murni-- ingin mengakhiri sanksi keras yang mengganggu ekonominya .

Teheran juga ingin akses pada aset asingnya senilai miliaran dolar yang dibekukan, demikian laporan AFP.

(G003)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014