Washington (ANTARA News) - Rusia telah menarik beberapa ribu personil militernya dari perbatasan Ukraina dalam beberapa hari terakhir, tetapi puluhan ribu lainnya tetap dikerahkan di wilayah itu, kata seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS), Selasa.

Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat tak disebut namanya, mengatakan pasukan Rusia "terus mereposisi untuk pindah dari perbatasan."

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang memerintahkan penyebaran sekitar 40.000 tentara di perbatasan Rusia-Ukraina pada Maret, menurut NATO mengatakan pada 19 Mei bahwa tentara telah ditarik kembali ke garnisun mereka.

Diperkirakan Rusia menarik "ribuan" tentara, namun pejabat AS itu menambahkan bahwa "puluhan ribu lainnya masih tetap berkumpul di perbatasan."

"Masih ada kekuatan yang cukup di sana untuk membuat segala macam destabilisasi," kata pejabat itu dikutip AFP.

Tentara Ukraina mengatakan bahwa pihaknya telah kembali menguasai posisi bandara Donetsk di Ukraina timur setelah pertempuran sengit dengan militan pro-Rusia.

Putin, yang dituduh mendukung kelompok separatis, menuntut agar pemerintah Ukraina segera menghentikan operasi melawan militan.

Rusia menyerukan penghentian segera kekerasan di timur Ukraina setelah 40 orang tewas dalam pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak pro-Moskow.

Putin, masih dengan nada keras setelah terpilihnya presiden baru Ukraina Petro Poroshenko, kembali menuduh Kiev melakukan operasi pembalasan di wilayah timur negara itu.

Dalam sebuah perbincangan dengan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi, Putin "menggarisbawahi pentingnya mengakhiri dengan segera operasi di wilayah tenggara dan dilakukannya dialog perdamaian antara Kiev dan perwakilan wilayah," kata Kremlin dalam satu pernyataan.

Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov juga menyerukan penghentian pertempuran, dan menuduh Kiev menggunakan kekuatan militer melawan warga sipil.

"Tugas nomor satu bagi otoritas Kiev dan ujian untuk ketahanan mereka... adalah segera mengakhiri penggunaan militer melawan publik dan mengakhiri setiap kekerasan dari semua pihak," kata Lavrov di Moskow dalam jumpa pers bersama Menlu Turki Ahmet Davutoglu.

Lavrov mengatakan dalam waktu dekat ini tidak ada rencana pemimpin baru Ukraina untuk mengunjungi Moskow dan melakukan pembicaraan terkait krisis berkepanjangan ini.

Namun ia mengulangi janji bahwa Moskow siap untuk bekerja sama dengan Poroshenko.
(H-AK)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014