Tidak ada fasilitas apapun yang diminta Chevron, dalam artian `tax holiday` maupun keringanan pajak, yang diminta hanya percepatan dari proses perizinan, pokoknya cepat `clear`, karena `opportunity`nya bisa hilang."
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memastikan akan mempercepat implementasi proyek gas laut dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD) milik PT Chevron Indonesia Company, senilai 12 miliar dolar AS yang selama ini masih terhambat.

"Kita melakukan percepatan semua proses yang dimungkinkan agar proyek investasi ini dapat berjalan lebih cepat," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung seusai rapat koordinasi membahas kelanjutan proyek Chevron di Jakarta, Jumat malam.

Ikut hadir dalam rapat ini, Menteri ESDM Jero Wacik, Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo, Kepala BKPM Mahendra Siregar, Managing Director Chevron Charles A Taylor dan Presiden Direktur Chevron Indonesia Albert Simanjuntak.

Chairul mengatakan dalam pertemuan ini Chevron tidak meminta adanya insentif untuk kelancaran jalannya proyek tersebut, namun menginginkan adanya kepastian terkait proses legal formal serta prioritas utama dalam birokrasi.

"Tidak ada fasilitas apapun yang diminta Chevron, dalam artian tax holiday maupun keringanan pajak, yang diminta hanya percepatan dari proses perizinan, pokoknya cepat clear, karena opportunitynya bisa hilang," katanya.

Ia mengakui proyek ini sempat terhambat karena adanya kehati-hatian dari Kementerian ESDM dan SKK Migas dalam pelaksanaan birokrasi, namun proses klarifikasi telah dilakukan pemerintah dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait hal tersebut.

"Saya telah berkonsultasi dengan KPK dan mendapatkan klarifikasi mengenai itu. Oleh karenanya saya menyakinkan teman-teman ESDM dan SKK Migas, bahwa kalau tidak ada design untuk melakukan korupsi atau pelanggaran aturan, itu tidak masalah," kata Chairul.

Chairul mengharapkan keseluruhan proses percepatan legal formal dapat segera selesai, sehingga proyek pengelolaan sumber gas yang terletak di Selat Makassar ini dapat memulai proses pengeboran (drilling) dan segera berproduksi pada 2016.

"Kita akan mendapatkan gas dari hasil pengeboran itu, bahwa dengan pertumbuhan ekonomi kita yang luar biasa, dan industrialisasi dimana-mana, maka kebutuhan gas sebagai sumber energi menjadi penting," katanya.

Kepala BKPM Mahendra Siregar menambahkan seluruh persetujuan menyangkut proyek gas ini akan segera diselesaikan sesuai arahan dari Menko Perekonomian, sehingga proses pengeboran (drilling) dapat segera dimulai Juli 2014.

"Persetujuannya harus selesai, tentu dia tidak akan bergerak kalau belum ada persetujuan. Ini riil segera dilakukan karena tugas dari masing-masing (institusi) sudah jelas, dan ini harus diselesaikan," katanya.

IDD merupakan proyek laut dalam yang dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (CICO) melalui empat production sharing contract yaitu PSC Ganal, Rapak, Makassar Strait dan Muara Bakau. Terdapat lima lapangan gas yang akan dikembangkan dalam proyek IDD ini yaitu Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang. (*)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014