PBB, AS (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon Senin mengutuk serangan terhadap bandara internasional terbesar Pakistan yang menewaskan 30 orang dan meminta pemerintah untuk mengatasi terorisme serta ekstremisme agama.

Ban juga mengutuk serangan-serangan bunuh diri yang menargetkan warga Muslim Syiah di provinsi barat daya Baluchistan, Pakistan, yang seorang pejabat setempat katakan kepada AFP menewaskan setidaknya 24 peziarah.

Sekjen PBB mengutuk keras dua serangan itu dan "sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan di Pakistan," kata juru bicaranya, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan.

"Meskipun mengakui langkah-langkah yang telah diambil untuk menjaga keamanan, dia mendesak pemerintah Pakistan untuk lebih meningkatkan upayanya mengatasi terorisme dan ekstremisme agama, termasuk dengan maksud guna melindungi hak-hak semua orang untuk aman melaksanakan ajaran agama mereka, dan untuk membawa pelaku serangan tersebut ke pengadilan," tambah juru bicara itu.

Kelompok Taliban Pakistan Senin mengaku bertanggung jawab atas serangan di bandar udara Karachi sebagai balasan atas serangan pesawat tak-berawak Amerika Serikat yang menewaskan pemimpin mereka Hakimullah Mehsud pada November tahun lalu.

"Kami melakukan serangan di bandara Karachi untuk membalas kematian Hakimullah Mehsud," kata juru bicara Tahrik-e-Taliban Pakistan (TTP), Shahidullah Shahid, kepada AFP, sambil menyebut tawaran damai dari pemerintah Pakistan sebagai "alat perang" Shahid juga menjanjikan serangan-serangan serupa di masa depan.

"Pakistan menggunakan perundingan damai sebagai alat perang, mereka membunuh ratusan perempuan dan anak-anak tak berdosa. Ini adalah serangan pertama kami untuk membalas kematian Hakimullah Mehsud," kata dia.

"Kami belum membalas kematian perempuan dan anak-anak suku terpencil di Pakistan yang tewas oleh serangan-serangan udara," kata dia kepada AFP.

"Ini hanya merupakan awal. Kami hanya membalas untuk kematian satu orang, namun kami juga harus membalas ratusan lainnya," kata Shahid.

Sebelumnya, serangan di Banda Udara Internasional Jinnah, Pakistan, dimulai pada Ahad malam dan berakhir pada pagi dini hari. Pihak militer mengatakan bahwa setidaknya 24 orang tewas termasuk 10 dari pihak penyerang.

Bersenjatakan bom bunuh diri, granat, dan rudal, para pelaku bertempur dengan pasukan keamanan dalam serangan paling mematikan pada beberapa tahun terakhir di kota terbesar Pakistan itu. Sebanyak 14 korban adalah pekerja bandara.

Pasukan keamanan kemudian memulai operasi militer setelah tembakan kembali terjadi di lokasi kejadian.

Umar Media, saluran komunikasi resmi TTP, mengklaim dalam laman Facebooknya bahwa hanya enam orang dari kelompok militan yang tewas.

(Uu.H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014