Kiev (ANTARA News) - Ukaina memulai perundingan dengan Rusia pada Senin sampai akhir pekan ini untuk menghindari krisis energi sekaligus mengakhiri pemberontakan kelompok separatis.

AFP melaporkan pertemuan yang akan digelar di Brussel dan Kiev tersebut merupakan tantangan pertama bagi presiden baru Ukraina Petro Poroshenko yang pada masa kampanyenya menjanjikan dialog dengan Moskow untuk mencegah perpecahan wilayah.

Di Brussel, perundingan antara kedua negara dilakukan menjelang berakhirnya tenggat waktu yang diberikan Rusia kepada Ukraina untuk melunasi utang senilai 4,4 miliar dolar AS. Jika Kiev gagal melunasi utang tersebut, maka pasokan gas dari Moskow akan dihentikan.

Penghentian pasokan gas itu akan berdampak besar bagi negara-negara lain karena 15 persen dari kebutuhan gas Eropa dari Rusia disalurkan melalui pipa di Ukraina.

Menurut sejumlah analis, ancaman krisis energi tersebut akan semakin memperparah krisis Ukraina yang oleh IMF diperkirakan akan berkontraksi sekitar lima persen pada tahun ini.

Ukraina sendiri menolak membayar tagihan utangnya sebagai protes atas keputusan Rusia menaikkan harga gas hampir dua kali lipat sejak Februari lalu.

Seorang sumber pemerintah Ukraina mengatakan bahwa perusahaan energi di negara tesebut, Naftogaz, akan membayar satu miliar dolar AS untuk gas yang diterima dari Rusia pada dua bulan terakhir tahun 2013.

"Sisa 451 juta dolar AS akan dibayarkan dalam waktu dekat ini," kata sumber tersebut.

Saat kedua negara merundingakan persoalan energi, ketegangan antara Moskow dan negara-negara Barat masih belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Moskow baru-baru ini menyebut manuver militer NATO di negara-negara Baltik sebagai "langkah agresi."

Moskow juga menuduh Uni Eropa telah menekan Bulgaria untuk menunda pengerjaan saluran pipa gas bernama South Stream. Infrastruktur tersebut bagi Rusia sangat berharga karena memungkinkan penyaluran gas ke negara-negara Eropa tanpa melalui Ukraina.

"Kadang kala, tindakan Brussel lebih didasari atas motif untuk menghukum dan hasrat untuk membalas dendam," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Sementara itu perundingan di Kiev akan difokuskan pada upaya penyelesaian pemberontakan kelompok separatis di wilayah timur Ukraina.

Negosiasi tersebut juga akan melibatkan Organisation for Security and Cooperation in Europe (OSCE) yang selama ini ditugasi untuk mengawal kesepakatan Jenewa (Geneva Accord) yang dicapai oleh Kiev, Moskow, Uni Eropa dan Amerika Serikat beberapa bulan lalu.

(Uu.G005)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014