Sao Paulo (ANTARA News) - Pihak kepolisian menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah para peserta aksi yang berlangsung di sejumlah lokasi di Brasil hanya beberapa jam menjelang upacara pembukaan Piala Dunia 2014, Kamis.

Demonstran berkaus hitam membakar api unggun di jalanan Sao Paulo saat petugas polisi berseragam lengkap berusaha menghentikan aksi protes menjelang pertandingan antara Brasil melawan Kroasia yang dijadwalkan berlangsung pukul 17.00 waktu setempat.

Kaleng-kaleng ditembaki para polisi dan mencederai seorang jurnalis CNN sementara seorang koresponden AFP menyaksikan seorang perempuang menangis sembari memegangi lengannya.

Kericuhan terjadi bersamaan ketika seluruh mata dunia sepak bola tertuju ke Corinthians Arena di Sao Paulo, tempat di mana 12 kepala negara dan pemerintahan akan hadir di antara tamu-tamu penting lainnya di tengah sedikitnya 61.600 penonton untuk menyaksikan upacara pembukaan pesta sepak bola yang akan berlangsung sebulan ke depan.

Persiapan penyelenggaraan Piala Dunia mendapati aksi protes selama berbulan-bulan, sebagai cerminan atas kemarahan masal masyarakat atas dana sebesar 11 miliar dolar AS yang dihamburkan demi turnamen itu.

Di Sao Paulo, titik nadir bermulanya demonstrasi disertai kekerasan yang terjadi tahun lalu dan menyebabkan kekacauan penyelenggaraan Piala Konfederasi 2013, peserta aksi berkumpul di dekat stasiun kereta bawah tanah membentangkan spanduk bertuliskan: "Kalau hak kami tidak dipenuhi, tidak akan pernah ada Piala Dunia."

Sementara peserta aksi yang lain memantik kemarahan sebagian masyarakat Brasil lainnya yang menantikan berlangsungnya Piala Dunia.

Penghuni kompleks apartemen berhiaskan bendera Brasil bersorak menyemangati polisi anti huruhara yang tengah mengejar para demonstran yang melarikan diri sembari berteriak "Vai Policia (Ayo Polisi!)".

Di Rio de Janeiro, sekumpulan pekerja mogok memblokir jalan menuju bandara internasional kota tersebut, menyebabkan kemacetan sebelum dibubarkan polisi.

Sementara itu kota-kota lain yang menjadi penyelenggara pertandingan cenderung lebih tenang, meskipun ada juga yang tidak mau ambil resiko. Di Belo Horizonte, penjaga toko mengamankan jendela mereka atau menurunkan pintu besi mereka.

Presiden Brasil yang berhaluan kiri Dilma Rousseff melancarkan tuduhan lawan-lawan politiknya telah melakukan "kampanye sistematis" anti-Piala Dunia dan mengeluarkan pernyataan peringatan bahwa apabila kekerasan yang sama sebagaimana terjadi selama Piala Konfederasi kembali muncul tidak akan ditoleransi.

"Strategi kami sebetulnya bukan untuk menghentikan Piala Dunia. Seluruh negeri telah marah atas uang yang dihamburkan demi Piala Dunia," kata seorang pelajar jurnalistik berusia 19 tahun, Luiz Gustavo, sebagaimana dilansir AFP.(*)

Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014