Palu (ANTARA News) - Arham Badaruddin (32) dan Wandi Usman (17), warga Sulawesi Selatan (Sulsel), dipastikan telah tewas sejak dilaporkan hilang di Wilayah Kecamatan Pamona Timur Kabupaten Poso sejak 23 September 2006. Sumber ANTARA di Poso, Sabtu, menyebutkan kepastian tewasnya kedua warga Masamba ibukota Kabupaten Luwu Utara ini menyusul penemuan sebuah gudukan tanah yang diduga kuat tempat Arham dan Wandi ditanam di Desa Pongge`e Kecamatan Pamona Timur. Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP M Kilat membenarkan keberadaan jenazah kedua warga Sulsel itu sudah teridentifikasi, dan polisi sedang melakukan penggalian di tempat kedua korban di kubur. "Penggalian sedang dilakukan untuk kemudian dilakukan proses evakuasi," katanya. Selain mengevakuasi korban, polisi juga telah memeriksa sedikitnya 11 orang warga Desa Pongge`e yang dicurigai mengetahui dan terlibat atas kematian Arham dan Wandi. Pemeriksaan masih dilakukan di Mapolsek Pamona Timur. "Tapi hingga Sabtu siang ini belum ada yang resmi menjadi tersangka," kata Kilat. Arham dan Wandi berprofesi sebagai pedagang ikan, mereka membeli ikan di Ampana Kabupaten Tojo Unauna, daerah pemekaran Kabupaten Poso, untuk kemudian dijual di Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Dari Ampana menuju Masamba harus melintasi wilayah Kabupaten Poso. Keduanya dilaporkan berangkat dari Ampana pada hari Sabtu tanggal 23 September 2006, berselang tiga hari mobil yang digunakan Arham dan Wandi ditemukan di jurang dalam wilayah Pamona Timur. Arham dan Wandi dilaporkan hilang sehari setelah eksekusi terpidana mati kasus kerusuhan Poso, Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu. Menjelang eksekusi, sebagian warga Kecamatan Pamona Timur sempat menggelar aksi unjuk rasa menentang eksekusi Tibo dkk.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006