Jakarta (ANTARA News) - Kelompok buruh yang tergabung dalam Komite Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengklaim hanya Capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang paling berkomitmen menghapuskan sistem alih daya atau "outsourcing" bagi para pekerja.

"Kami melihat Prabowo membawa misi menghapus outsourcing. Dan sebenarnya Prabowo sudah sejak lima tahun lalu berani menyatakan secara terbuka dan konsisten untuk menghapus outsourcing," kata Presiden KSPI Said Iqbal di Jakarta, Sabtu.

Said Iqbal mengatakan dirinya bukan tanpa alasan mendukung Prabowo Subianto, sebab pihaknya telah mempertanyakan hal serupa kepada Joko Widodo (Jokowi).

Namun, kata dia, tidak terdapat titik temu antara buruh dan Jokowi terkait komitmen mantan Walikota Solo itu dalam menghapus sistem outsourcing.

"Kita sudah berdiskusi dengan Jokowi, tapi ternyata dia belum cukup punya keberanian untuk melakukan itu. Sepertinya pak Jokowi tidak punya visi membangun negara sejahtera," ucap Said Iqbal.

Sementara itu terkait penghapusan sistem alih daya ini, salah seorang perwakilan pengusaha Syaf T Kuncoro mengatakan dirinya sangat setuju dengan komitmen capres menghapus outsourcing, asalkan ada regulasi yang jelas untuk melaksanakan sistem baru yang akan diterapkan nanti.

"Saya sangat setuju kalau Prabowo menghapus outsourcing. Yang penting bagaimana mengubahnya, sistemnya harus disiapkan agar pengusaha tidak kebingungan," kata Syaf.

Dia meminta pemerintahan yang akan menghapuskan outsourcing memiliki keberpihakan kepada pengusaha, dengan menyiapkan panduan-panduan yang jelas.

Pemilu Presiden, 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

(R028/I007)

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014