Jayapura (ANTARA News) - Tunggakan tagihan listrik pelanggan PT PLN (Persero) Cabang Jayapura sejak Januari hingga awal Oktober ini mencapai Rp15 miliar. Meski tunggakan cukup besar, menurut Manajer PT PLN Cabang Jayapura ES Sidabutar, pihaknya tetap melakukan pendekatan persuasif dan tidak melakukan pemutusan sambungan listrik penunggak karena tindakan itu tidak menyelesaikan masalah. Di Jayapura hari ini ia mengutarakan bahwa tunggakan terbesar berasal dari pelanggan instansi pemerintah, kemudian dunia usaha, industri, dan rumah tangga. Dikatakannya, pihaknya terus menerus melakukan pendekatan persuasif kepada para pelanggan agar sesegera mungkin menyelesaikan kewajibannya, sebab PLN telah memenuhi haknya menggunakan energi listrik. "Manajemen PLN Cabang Jayapura mengurangi tindakan pemutusan aliran listrik melainkan menekankan pendekatan persuasif agar para pelanggan bisa menyadari menyelesaikan kewajibannya melunasi tunggakkan kelistrikan itu," ujar Sidabutar. Sidabutar mengaku cukup khawatir bila tunggakan itu semakin besar karena dapat mempengaruhi operasional PLN yang membutuhkan bahan bakar minyak (BBM) solar dalam jumlah besar. Setiap hari, PLN Cabang Jayapura harus mengeluarkan biaya pembelian BBM jenis solar untuk mesin pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebesar Rp75 juta. "Saya tekankan PLN tidak cepat mengambil tindakan pemutusan aliran, tetapi selalu dengan pendekatan persuasif bagi para pelanggan untuk melunasi kewajibannya. PLN telah melayani hak-hak pelanggan, tetapi pelanggan juga harus melaksanakan kewajibannya melunasi rekening kelistrikan," ujar Sidabutar. Menjawab pertanyaan tentang pemadaman listrik, Sidabutar mengaku pemadaman listrik secara bergilir itu karena mesin baru dari Inggris yang dipasang di PLTD Waena, Kota Jayapura berkekuatan 6.000 megawatt (MW) masih terus menjalani pengujian (test) sehingga pemadaman bergilir tidak bisa dihindari. "Pemadaman listrik secara bergilir itu telah diumumkan melalui media eletronik (RRI) dan media cetak harian terbitan kota Jayapura, maka para pelanggan diminta mengikuti perkembangan di media, sehingga tidak kaget ketika terjadi pemadaman, sebab dapat mempengaruhi peralatan elektronik di rumah tangga atau mesin elektronik di perkantoran," ujarnya. Sidabutar mengaku, sebagian besar mesin di PLTD Yarmoch di jantung Kota Jayapura kondisinya sudah tua karena diproduksi tahun 1970-an, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan listrik bagi penduduk di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Pantauan ANTARA, selama satu bulan terakhir, setiap hari pemadaman listrik bisa terjadi antara lima sampai 10 kali mengakibatkan konsumen resah karena dikhawatirkan merusak peralatan elektronik.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006