Porto Alegre, Brazil (ANTARA News) - Kiper Aljazair Rais M'Bolhi menegaskan bahwa kekalahan 1-2 timnya dari Jerman pada perpanjangan waktu bukan karena rekan-rekan setimnya menjalankan Ramadhan.

Penampilan M'Bolhi sebagai man-of-the-match beberapa kali menggagalkan Jerman pada waktu normal sebelum Andre Schuerrle dan Mesut Ozil mencetak gol pada perpanjangan waktu sebagai penentu pertandingan babak 16 besar Piala Dunia tersebut.

Aljazair memperoleh gol penghiburan di Porto Alegre tepat sebelum peluit akhir, memberi sedikit harapan setelah pergantian Abdelmoumene Djabou.

Setelah melakukan serangan balik ke kubu Jerman dengan sengit sepanjang 90 menit yang berakhir tanpa gol, Aljazair kelelahan saat perpanjangan waktu, namun M'Bolhi mengatakan itu bukan karena Ramadhan.

Sebagian anggota tim dilaporkan menjalani bulan puasa umat Muslim, yang dimulai Sabtu waktu setempat, dan hanya bisa minum air menjelang akhir babak pertama.

"Tidak, menurut saya bukan (itu faktornya), kami siap bermain selama diperlukan, tidak seorang pun percaya kami mampu tampil seperti itu," tegas M'Bolhi.

"Ini bukan soal fisik, semuanya fit dan siap main, kami hanya kemasukkan gol di akhir. Ini soal pribadi, ini antara kami dengan Tuhan, saya kira saya tidak harus menjawab Anda, Ramadhan adalah hal pribadi," katanya seperti dikutip AFP.

Banyak pembicaraan sebelum pertandingan mengenai pembalasan Aljazair atas peristiwa tiga dekade lalu yang dikenal sebagai 'Noda Gijon' ketika kemenangan Jerman 1-0 atas Austria menyebabkan Aljazair pulang dari Piala Dunia 1982.

Namun Jerman lolos ke babak delapan besar untuk menghadapi Prancis dengan mengorbankan negara-negara Afrika utara, yang untuk pertama kalinya mencapai babak 16 besar Piala Dunia.

"Kami sangat kecewa, karena kami merasa ada sesuatu yang didapat dari pertandingan ini," kata M'Bolhi.

"Kami bagian dari sejarah sepak bola Aljazair, tidak ada tim lain yang maju sejauh ini sebelumnya dan kami menunjukkan kami bisa bermain dengan pijakan yang sama di level teratas.

"Kami sungguh ingin membangun ini dan maju."

Pelatih Aljazair Vahid Halilhodzic tidak menghadiri konferensi pers pasca pertandingan di tengah rumor bahwa ia akan mengundurkan diri setelah Piala Dunia.

"Banyak rumor di sekitaran, tetapi kami ingin berterima kasih padanya untuk semua yang telah ia lakukan," kata pemain belakang veteran Madjid Bouguerra.

"Ia menangani tim ketika masih sangat rendah dan memberi kami percaya diri, kami semua mencium dia pada akhirnya dan jika benar ia pergi, ia harus diberi hadiah.

"Ya, kami kecewa, tetapi kami bangga dengan apa yang kami capai pada Piala Dunia ini."



Penerjemah: Fitri Supratiwi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014