Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia telah menerima ungkapan penyesalan Pemerintah Denmark, meski tidak secara eksplisit menyatakan permintaan maaf atas insiden penayangan video yang melecehkan Nabi Muhammad di televisi TV2 Denmark Jumat pekan lalu. "Mereka menyatakan penyesalannya walau tidak secara eksplisit menyatakan maaf tapi mereka menyampaikan sikap tidak setuju serta penolakan terhadap cara-cara seperti itu dan karena itu memohon pengertian bahwa itu bukan tindakan pemerintah dan juga bukan tindakan yang dimaksudkan terbuka," kata Menteri Luar Negeri (Menlu-RI) Hassan Wirajuda di Jakarta, Rabu. Menurut Menlu-RI, selain memanggil Duta Besar Denmark di Indonesia Niels E Andersen, Selasa lalu, Menlu-RI juga secara khusus menyampaikan sikap Indonesia kepada Menlu Denmark Per Stig Moeller melalui telepon. Menlu-Ri mengatakan, atas nama pemerintahnya Menlu Denmark telah menyampaikan penyesalan atas insiden itu dan dengan panjang lebar menjelaskan bahwa yang sesungguhnya yang terjadi adalah peristiwa itu terjadi pada acara tertutup perkemahan anak-anak muda, namun ada rekaman yang lain yang kemudian dibocorkan ke media. "Yang saya sampaikan adalah kekecewaan berat pemerintah Indonesia dan berbagai pihak di Indonesia terhadap apa yang kita lihat sepertinya suatu provokai terus menerus," ujarnya. Dimaksudkan atau tidak dimaksudkan, lanjut Menlu-RI, pada kenyataannya terjadi peristiwa beruntun mulai dari publikasi kartun Nabi Muhammad di Jylland-Posten tahun lalu yang menuai reaksi keras dan berbagai belahan dunia, ceramah Paus, opera di Berlin yang beruntung dapat dihentikan pemerintah Jerman dan terakhir kasus video pelecehan Nabi Muhammad yang terulang di Denmark. "Ini mungkin disengaja mungkin juga tidak, tapi rangkaian ini tidak membantu upaya-upaya yang dilakukan oleh negara-negara termasuk kita dalam mendorong interfaith dialog," katanya. Menlu-RI mengatakan, pihak pemerintah Denmark telah menyampaikan kecamannya dan melihat kejadian itu sebagai tindakan yang tidak punya selera. Oleh karena itu pemerintah Denmark juga dengan senang hati akan memenuhi saran Indonesia untuk menyampaikan sikapnya itu secara lebih luas kepada publik di dunia Islam. "Indonesia juga mendorong agar pemerintah Denmark aktif menjangkau, berbicara dan berdialog dengan kelompok-kelompok dan tokoh-tokoh Islam di Indonesia. Dalam hal ini Deplu bersedia memfasilitasi," kata Wirajuda.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006