Santo Andre, Brasil (ANTARA News) - Bintang Jerman Bastian Schweinsteiger mengatakan wasit Marco Rodriguez mesti cermat memperhatikan tekel kasar Brasil pada semifinal Piala Dunia antara kedua tim Rabu dini hari nanti agar setiap pelanggaran tidak luput dari perhatian wasit.

Wasit Meksiko yang memimpin pertandingan ketika striker Uruguay Luis Suarez menggigit bek Italia Giorgio Chiellini itu dipilih untuk memimpin semifinal di Belo Horizonte nanti itu.

Kapten Brasil Thiago Silva terkena hukuman larangan bermain karena akumulasi kartu kuning di Brasil 2014, sedangkan bintang Neymar terluka.

Selecao mengajukan banding atas hukuman Silva, namun permainan kasar memang sudah menjadi catatan kritis untuk tuan rumah saat menang pada perempat final Jumat pekan lalu. Dan Schweinsteiger tak ingin itu terulang.

Playmaker Kolombia James Rodriguez, khususnya, menjadi sasaran permainan kasar saat Brasil menang 2-1.

Ironisnya hanya dua pemain Brasil --Silva dan penjaga gawang Julio Cesar yang kemasukkan gol dari titik penalti--  yang dikartukuningkan oleh wasit Spanyol  Carlos Velasco Carballo padahal Selecao melakukan 31 pelanggaran terhadap Kolombia.

"Saya siap menghadapi pelanggaran keras tapi bersih, namun ada satu atau dua tekel yang sudah keluar batas," kata Schweinsteiger setelah menyaksikan laga yang dimenangi Brasil itu.

"Brasil yang di sini bukanlah para pesulap tua, tim telah berubah dan begitu juga gaya permainan mereka. Tekel kasar jelas menjadi bagian dari permainan mereka, itu adalah hal yang harus kami waspadai dan wasit juga."

Kepala pelatih Jerman Joachim Loew mengamini kekhawatiran Schweinsteiger itu.

"Kami tengah pulang ketika pertandingan Kolombia dimulai, jadi saya tidak banyak menyaksikan pertandingan itu, tetapi ada beberapa pelanggaran keras yang saya sempat lihat," kata pria berusia 54 tahun itu.

"Brasil memiliki pemain-pemain yang berteknik bagus, namun mereka juga sangat keras dan ini mesti mendapat perhatian penuh wasit," kata Loew seperti dikutip AFP.





Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014