Sydney (ANTARA News) - Perdana Menteri Tony Abbott, Sabtu, mengatakan bahwa Rusia tidak bisa "cuci tangan" melepas tanggungjawab atas kecelakaan pesawat Malaysia Airlines di Ukraina.

Australia mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati warganya yang menjadi korban.

Penerbangan peswat Malaysia Airlines yang membawa 298 orang penumpang termasuk 28 warga Australia,j jatuh akibat ditembak rudal di daerah pergolakan Ukraina Timur, Kamis.

Abbott pada Jumat mengatakan bahwa bencana itu merupakan kejahatan, bukan kecelakaan dan mengecam tanggapan Rusia sebagai "sangat tidak memuaskan" setelah bertemu dengan Duta Besar Moskow.

Abbott mengatakan, seluruh bukti di tangan menunjukkan bahwa pesawat itu ditembak jatuh dari wilayah yang dikendalikan kelompok sempalan yang didukung Rusia, antara lain dengan pasokan persenjataan oleh Rusia.

"Gagasan bahwa Rusia tidak bisa cuci tangan atas tanggungjawabnya adalah karena peristiwa ini terjadi di wilayah udara Ukraina."

Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengatakan kepada media penyiaran ABC bahwa timpalannya dari Rusia telah menolak berbicara dengannya mengenai kejadian ini, sesuatu yang menurutnya "tidak lazim".

Ia mengaku pada awalnya mencoba berbicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavro, tetapi mendapat jawaban bahwa ia sedang berlibur.

"Kemudian saya minta berbicara dengan deputy atau wakil menteri, tetapi kemudian mendapat penjelasan bahwa saya tidak akan bisa berbicara dengan siapa pun di kementerian urusan luar negeri di Moskow," katanya.

(Uu.SYS/A/M007/A/H-AK)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014