Amerika Serikat (ANTARA News) - Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Rabu, mengevakuasi sebanyak 220 pegawai dan pekerja kemanusiaan di timur laut Sudan Selatan setelah kelompok bersenjata membunuh sedikitnya enam orang pekerja kemanusiaan di kawasan itu, kata juru bicara PBB.

AFP melaporkan prajurit Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Sudan Selatan dijadwalkan untuk melanjutkan evakuasi pada Kamis dari Bunj, di Negara Bagian Nil Atas, tempat kelompok bersenjata lokal --Angkatan Bersenjata Maban-- dipersalahkan atas pembunuhan itu.

"Pasukan perdamaian akan terus melakukan proses pengumpulan staf nasional organisasi-organisasi kemanusiaan yang dianggap berisiko tinggi dan mereka yang perlu dievakuasi secepat mungkin," kata Wakil Juru Bicara Farhan Haq.

Aksi kekerasan di Negara Bagian Nil Atas terjadi saat Sudan Selatan menghadapi apa yang disebut PBB sebagai krisis pangan terburuk di dunia dan perundingan perdamaian antara faksi-faksi yang saling bersaing belum menghasilkan hasil nyata di Ethiopia.

Sedikitnya lima orang pekerja kemanusiaan Sudan Selatan dibunuh pada Selasa oleh kelompok bersenjata yang juga dipersalahkan atas kasus pembunuhan seorang pekerja kemanusiaan yang lain sehari sebelumnya di kawasan yang sama, kata PBB.

Angkatan Bersenjata Maban tampaknya menarget warga sipil dari etnis asli Nuer, yang merupakan aksi balas dendam atas kekalahan yang mereka alami dalam pertempuran dengan prajurit Nuer.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry di Washington mengutuk aksi kekerasan itu dan menyerukan kemajuan dalam perundingan damai di negara itu.

"Rakyat Sudan Selatan membayar mahal atas kegagalan yang dilakukan pemimpinnya dalam menyelesaikan konflik yang tidak masuk akal ini," katanya.

Peperangan yang meletus pada Desember itu dipicu oleh perebutan kekuasaan antara Presiden Salva Kiir dan mantan wakilnya yang dipecat, Riek Machar.

Dewan Keamanan PBB yang akan berkunjung ke Sudan Selatan pada pekan depan diharapkan dapat menggarisbawahi pesan kepada kedua pemimpin itu agar mereka menghentikan pertempuran atau menerima konsekuensi.

(Uu.G003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014