Jakarta (ANTARA News) - Kinerja Tim Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat yang ada di setiap daerah dinilai belum menampakkan hasil sesuai dengan target yang ditetapkan. "Meski sudah ada sejak lama tapi tim ini belum menunjukkan kinerja seperti yang diharapkan," kata Direktur Bina Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan Depkes dr G Pandu Setiawan, SpKJ di Jakarta, Kamis. Pada acara buka puasa bersama anak jalanan yang diselenggarakan dalam rangka memeringati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia itu Pandu juga menjelaskan bahwa tim yang antara lain terdiri atas pejabat dari sektor kesehatan, sosial, agama dan kepolisian itu belum menjalankan peran mereka dengan baik. Hal itu terlihat pula pada adanya kecenderungan peningkatan masalah kesehatan jiwa yang di kalangan masyarakat seperti gangguan jiwa, psikotik, stress, depresi dan bunuh diri. "Karena itu Tim Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat perlu direvitalisasi supaya lebih kuat," katanya pada acara yang dihadiri oleh Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dan sekitar 300 anak jalanan itu. Menurut dia revitalisasi atau pembangkitan kembali Tim Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat juga diperlukan untuk meningkatkan dan mengefektifkan peran tim tersebut dalam membangun masyarakat yang berjiwa sehat yakni yang sepenuhnya menyadari kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan secara wajar, dapat menerima baik apa yang ada pada dirinya serta merasa nyaman di lingkungan hidupnya. "Tapi seperti apa mekanismenya itu diserahkan kepada pemerintah daerah karena tim itu berada di bawah gubernur," ujarnya. Dia berharap selanjutnya tim tersebut dapat menjalankan tugas dan fungsinya dalam melakukan pencegahan terhadap terjadinya gangguan jiwa dalam masyarakat dengan baik sehingga jumlah kasus gangguan jiwa secara bertahap dapat diturunkan. Tim tersebut juga diharapkan bisa ikut menyebarluaskan informasi tentang faktor resiko yang dapat menyebabkan gangguan jiwa supaya masyarakat mengenali dan mewaspadainya tanda-tanda bahayanya. "Karena sebenarnya gangguan jiwa dan bunuh diri bisa dicegah bila kita mengenali faktor resiko, mewaspadai tanda-tanda bahayanya dan berani bertindak untuk memberikan pertolongan," demikian Pandu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006