Karena itu pula lah, Pemerintah dengan tegas menolak penyebaran paham sesat ISIS di Tanah Air karena sangat bertentangan dan bahkan berbahaya bagi jati diri kita
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan sejak awal didirikannya hingga saat ini Indonesia adalah negara yang berketuhanan, namun bukan negara agama sehingga dengan demikian semua paham yang ingin mendirikan negara agama di Tanah Air harus ditolak.

"Ini adalah ujian bagi kebangsaan kita, ke-Indonesia-an kita. Indonesia adalah negara berketuhanan, bukan negara agama," kata Presiden dalam pidato kenegaraan dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69di Gedung DPR/MPR/DPD RI Jakarta, Jumat.

Presiden mengatakan bila pada awal kemerdekaan para pendahulu dan pendiri bangsa berjuang mempertahankan kemerdekaan, kini generasi penerus bertugas tetap menjaga persatuan, pluralisme dan semangat ke-Indonesia-an.

"Kita harus menjaga ke-Indonesia-an kita. Perjuangan kita di abad ke-21 tidak lagi menjaga kemerdekaan, namun menjaga ke-Indonesia-an. Tidak ada gunanya kita menjadi semakin makmur dan modern, namun kehilangan yang amat fundamendal dan terbaik dari bangsa kita, Pancasila, ke-Bhinnekaan, semangat persatuan, toleransi, kesantunan, pluralisme, dan kemanusiaan," kata Presiden, menegaskan.

Presiden Yudhoyono mengatakan jika para pendiri bangsa dulu mempertahankan kemerdekaan sampai titik darah penghabisan, maka bagi generasi kini ke-Indonesia-an lah yang harus dipertahankan mati-matian.

"Karena itu pula lah, Pemerintah dengan tegas menolak penyebaran paham sesat ISIS di Tanah Air karena sangat bertentangan dan bahkan berbahaya bagi jati diri kita. Para pemimpin di seluruh Tanah Air, saya minta untuk tegas mengambil sikap mengenai tantangan ini," tukasnya.

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014