London (ANTARA News) - Taliban akan meningkatkan aksi pemboman bunuh diri untuk memerangi pasukan NATO di Afghanistan, kata salah seorang anggota milisi itu kepada radio Inggris BBC, Rabu. Berbicara dengan penyiar BBC, jurubicara resmi kelompok Islam garis keras itu juga membantah tuduhan-tuduhan bahwa Taliban telah membakar sekolah-sekolah di negara itu. "Sejauh ini, anda melihat hanya serangan-serangan bunuh diri individu. Tapi pada masa depan, anda mungkin akan melihat di mana kami melancaran serangan enam orang," kata Hajimullah Wahidullah, salah seorang para gerilyawan Taliban kepada BBC. "Tidak terhitung jumlah orang telah mendaftarakan diri untuk menjadi pembom bunuh diri. Peningkatan ini adalah akibat tekanan yang kami hadapi," katanya, seperti dilansir AFP. Sementara itu, Mohammed Anif, jurubicara Taliban mengemukakan kepada BBC bahwa tuduhan-tuduhan bahwa milisi itu membakar sekolah-sekolah adalah tidak benar. "Menghancurkan sebuah gedung sekolah atau sebuah rumah sakit menyebabkan kerugian pada penduduk. Mujahiddin tidak melakukan tindakan apapun yang dapat menyusahkan rakyat," katanya. Anif mengatakan bahwa mereka yang membakar sekolah adalah musuh Afghanistan, "untuk mendiskreditkan Mujahddin." Tapi Wahidullah menolak pernyataan-pernyataan Anif, dan mengatakan pasukannya "menentang sekolah-sekolah yang mengajarkan sekulerisme." "Kami membakar sekolah-sekolah itu. Kami tidak menentang pendidikan. Tapi kendatipun mereka membakar sekolah-sekolah agama kami dan Quran kami, kami ingin menghentikan sekolah-sekolah itu mengajarkan gadis untuk memakai secmacam seragam yang menampakkan tubuh mereka," katanya. Anif juga menolak saran-saran agar pasukan koalisi di Afghanistan membangun kembali prasarana negara itu. "Itu salah sekali. Itu hanya satu alasan pemerintah-pemerintah AS dan Inggris ketika mereka mengatakan mereka datang ke sini untuk membangun kembali Afghanistan." Menjawab pertanyaan kenapa Taliban menolak ikut serta dalam pemilu yang demokratis di negara itu, jurubicara milisi itu mengatakan: "AS menggunakan kekuatan milite vdan menyerang kami, mereka menyerbu negara kami dan mendudukinya. Mereka membunuh wanita-wanita dan anak-anak kami. "Demokrasi dibangun dibawah bayang-bayang pesawat pembom B-52 , dan pemilu dilakukan yang dibawah bayang-bayang pesawat tempur F-16 tidak dapat diterima bagi bangsa Afghanistan," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006