Jakarta (ANTARA News) - Aparat kepolisian tidak pernah berkeinginan untuk menerapkan jam malam di Poso, Sulawasi Tengah mengingat situasinya yang terjadi saat ini masih dapat dikendalikan, dan kecenderungan yang semakin kondusif untuk keamanan. "Jam malam tidak perlu. Apalagi sudah ada semangat dari masyarakat Poso dan di Sulawesi Tengah untuk tidak terjebak konflik yang berkepanjangan," kata Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Anton Bachrul Alam ketika dihubungi ANTARA News dari Jakarta, Senin. Anton Bachrul Alam bersama tim kecil dari Mabes Polri saat ini tengah berada di Poso untuk memastikan kondisi yang terjadi di daerah itu. Sebelumnya, suasana damai yang sempat meyelimuti Poso kembali terganggu, menyusul terjadinya pembunuhan terhadap seorang pendeta dan kegiatan pencarian pelaku teror oleh aparat Brimob di kediaman warga di wilayah tersebut. "Biarlah masyarakat tenang. Percayalah polisi selalu mengayomi, karena polisi sendiri mengupayakan ketenangan yang sama dengan warga," ujarnya. Lebih jauh Anton menceritakan kondisi keamanan yang semakin membaik, terlihat dengan mulai dibukanya toko-toko dan mulai berjalannya aktivitas sosial lainnya, kendati aparat kepolisian dan militer terlihat masih waspada. Mengenai soal aksi unjuk rasa yang dilakukan sedikitnya 700 pemuda dari sejumlah ormas pemuda Islam ke gedung DPRD setempat, Senin siang, (30/10) ia mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diluruskan secara prinsipil. Mabes polri, menurutnya, menilai tindakan yang dilakukan khususnya dalam orasi yang disampaikan menjurus ke arah provokasi. Ia kemudian menyebutkan beberapa ajakan terhadap warga yang bisa disebut sebagai menghasut, seperti tidak boleh menyediakan tempat bagi anggota Brimob, jangan membalas senyum atau sapaan aparat kepolisian dan Briomob-lah yang justru menciptakan keresahan. "Hal itu tidaklah benar. Brimob adalah saudara semuslim, karena itu adalah ajaran Rasul. Brimob juga tamu, muliakanlah tamu, karena tamu yang datang itu membawa rezeki, demikian ajaran Rasul (Nabi Muhammad SAW-Red)," ujar Anton. Ia segera menambahkan, keberadaan Brimob di Poso, justru sebagai panggilan tugas yang juga merupakan amanah dari Allah SWT, karena selama bulan suci Ramadhan ada sekelompok orang yang sengaja melakukan pemboman sebanyak sembilan kali.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006