Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui dirinya sengaja membentuk Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program, Kebijakan dan Reformasi ---yang dipimpin oleh mantan Jaksa Agung Marsilam Simanjuntak-- antara lain karena dirinya menghadapi masalah-masalah yang cukup pelik. Ketika memberikan keterangan pers di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa malam, Yudhoyono mengatakan unit tersebut juga adalah sesuatu yang lumrah dimiliki oleh pemimpin negara atau pemerintahan di negara-negara lainnya. Ia menyebut `prime minister delivery unit` dan `presidential delivery unit` sebagai contoh unit serupa di negara lain, yang fungsinya memberikan masukan dan analisa tentang program-program yang harus dijalankan oleh pemerintahan. "Tentu saya memerlukan fasilitas seperti itu, mengingat kompleksnya masalah yang saya hadapi sebagai presiden," kata Kepala Negara. "Saya minta dibantu, tolong dicek masalah ini, sudah mengalir atau belum, sudah selesai belum, macet tidak di sini. Inilah yang saya perlukan dari unit kerja ini," tambahnya. Yudhoyono tidak merinci pernyataan tentang `masalah kompleks` yang dihadapinya. Namun ia menerangkan bahwa Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program, Kebijakan dan Reformasi (UP3R), diperlukan olehnya untuk memastikan semua program berjalan dengan baik dan semua agenda bisa dijalankan tepat waktu. "Itu semua saya perlukan untuk memastikan bahwa semua program mengalir, paling tidak ada informasi yang masuk ke saya, sekaligus rekomendasi dan analisis apa yang perlu kita lakukan," katanya. Yudhoyono meyakinkan bahwa unit kerja yang dibentuknya itu tidak akan bertentangan dengan proses kinerja Kabinet Indonesia Bersatu. "Ini sebetulnya unit kerja biasa. Jangan ditafsirkan wah ini nanti mengganggu kabinet. Jelas tidak. Tidak mungkin saya sebagai seorang presiden membentuk unit kerja yang menyusahkan kabinet yang saya pimpin sendiri," katanya. Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Kebijakan dan Reformasi (UP3R) dibentuk melalui Inpres No 17/2006 tanggal 29 September 2006. Presiden Yudhoyono sendiri pada Selasa malam tiba di Jakarta setelah mengadakan kunjungan kerja selama empat hari ke China. Presiden dan Ibu Negara serta rombongan yang menyertainya tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa pukul 20.00 WIB dengan menggunakan pesawat kepresidenan Garuda Indonesia B-737-400.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006