Jenewa (ANTARA News) - Komite Palang Merah Internasional (ICRC) minta dihentikannya segera penggunaan bom curah dalam konflik di sekeliling dunia dan minta pada negara-negara untuk menghancurkan cadangan mereka. Badan kemanusiaan yang bermarkas di Swiss itu juga mengatakan akan meminta konferensi para pakar tahun depan untuk membicarakan kemungkinan (disetujuinya) pakta global baru mengenai senjata tersebut -- kaleng kecil yang dapat memuat sebanyak 650 butir kecil bom yang dapat menyebar ke sekeliling tempat yang luas. "ICRC yakin waktunya telah tiba untuk aksi internasional yang kuat guna mengakhiri pola tragedi manusia yang dapat diramalkan yang berhubungan dengan munisi curah," Philip Spoeri, seorang pejabat senior badan itu, mengatakan pada satu konferensi pers, Senin. Pembicaraan bertahun-tahun lamanya mengenai penggunaan senjata itu meningkat dalam beberapa pekan terakhir menyusul penggunaannya oleh Israel dalam perangnya terhadap Hizbullah Juli dan Agustus setelah milisi Islam itu menangkap dua tentara Israel dalam satu serangan lintas-perbatasan. Spoerri mengatakan ICRC akan mengeluarkan seruannya secara resmi pada konferensi selama 10 hari yang dibuka di Jenewa Selasa ini untuk meninjau kembali konvensi Jenewa yang sudah berusia 2 tahun, CCW, yang melarang atau membatasi penggunaan khususnya persenjataan konvensional yang membahayakan. "Amat sayang, warisan senjata mematikan (bom curah) ini akan dipertunjukkan semuanya sangat sering, dengan negara tambahan ditambahkan ke daftar negara yang terpengaruh kira-kira setiap tahun," Spoerri, seorang direktur ICRC, menyatakan. Di Laos dan Afghanistan, katanya, bom curah telah digunakan pada 1970-an dan 1980-an yang dilanjutkan untuk membunuh dan melukai warga sipil, membuat pertanian berbahaya di beberapa daerah dan membatasi pembangunan kembali sementara mengalihkan dana yang dibutuhkan untuk pembangunan sosial. Negara dan wilayah lainnya tempat senjata itu digunakan lebih belakangan ini termasuk Eritrea dan Ethiopia, Serbia dan Montenegro, Irak pada saat serangan pimpinan-AS 2003, dan pada musim panas ini di Libanon. Jurubicara deplu AS Tom Casey membela penggunaan bom curah itu tapi mengatakan semua upaya akan dilakukan untuk menghindari korban sipil. AS sangat yakin bahwa ini adalah munisi yang dapat diterima menurut hukum, tapi tentu saja harus digunakan dengan sangat hati-hati berkaitan dengan aturan waktu penggunaannya, kata Casey pada wartawan dikutip Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006