Hal ini disinyalir ada upaya besar dari negara tertentu untuk menghancurkan Indonesia melalui cara penyalahgunaan narkoba,"
Jakarta (ANTARA News) - Panglima Jenderal TNI Moeldoko meminta kepada seluruh prajurit dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI agar tidak terjebak dalam penyalahgunaan Narkoba.

Hal tersebut ditegaskan Panglima TNI usai pelaksanaan Upacara 17-an di Lapangan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.

Menurut Panglima TNI, saat ini penggunaan Narkoba di Indonesia sangat luar biasa. Bahkan kasus terkini yang terjadi di salah satu perguruan tinggi dimana salah seorang pejabat wakil rektor terjerat dengan penggunaan narkoba bersama mahasiswinya.

"Hal ini disinyalir ada upaya besar dari negara tertentu untuk menghancurkan Indonesia melalui cara penyalahgunaan narkoba," kata Panglima TNI.

Jenderal TNI Moeldoko bahkan merasa sangat prihatin, institusi yang menjunjung tinggi kedisiplinan seperti TNI dan Polri sudah dapat dirasuki oleh penyelewengan narkoba. Beberapa prajurit TNI maupun Polri telah diberhentikan dengan tidak hormat, karena telah melakukan perbuatan penyalahgunaan Narkoba.

Oleh karena itu, Panglima TNI menginstruksikan kepada seluruh prajurit dan PNS di lingkungan TNI, agar jangan sampai menyalahgunakan narkoba.

"Jangan hanya alasan coba-coba, pelampiasan terhadap masalah yang dihadapi, stres dan lain sebagainya, anda terjebak dalam penyalahgunaan Narkoba," tegas Panglima.

Panglima TNI juga menegaskan bahwa prajurit dan PNS TNI yang terjebak narkoba maka risiko yang ditanggung cukup berat baik secara pribadi, karier, keluarga maupun lingkungan sekitarnya.

"Ingat, bahwa karier yang kita bangun ini dilakukan dengan susah payah. Bila memiliki masalah, masih banyak cara lain yang dapat ditempuh seperti mendekatkan diri dengan Tuhan, dekatkan dengan keluarga dan lain-lain. Semua itu, tergantung dari pribadi masing-masing. Lingkungan harus dapat kita kendalikan. Sekali terjebak narkoba, maka sulit untuk keluar dari jebakan tersebut," kata Panglima TNI.

Selain itu, Moeldoko juga berharap agar seluruh prajurit dan PNS TNI menghindari kecelakaan lalu lintas dan jangan ugal-ugalan dalam mengendarai motor di jalan raya. Hal ini dikarenakan ada kecenderungan bahwa angka kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalin lebih tinggi dari pada angka kematian prajurit yang bertugas di medan operasi.

Oleh karena itu, prajurit harus rendah hati karena Doktrin Sistem Pertahanan Negara adalah Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishanrata), yang memiliki makna bahwa apabila negara ini diserang oleh negara lain maka seluruh sumber daya nasional tersebut dimobilisasi untuk kepentingan pertahanan.

Semua disusun dalam Komponen Utama, Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung. Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang dipersiapkan, bagaimana TNI akan dibantu oleh rakyat apabila TNI tidak baik dengan rakyat, ujarnya.

"Hubungan antara TNI dengan rakyat harus baik, tidak ada lagi prajurit yang ugal-ugalan menekan rakyat, karena yang diinginkan rakyat adalah TNI yang kuat dan rendah hati," kata Moeldoko.

Selanjutnya terkait remunerasi, Panglima TNI menyampaikan bahwa Mabes TNI saat ini sedang menyusun Rencana Strategi Kesejahteraan (Renstrakesra) Prajurit yang mencakup tentang perumahan, gaji dan kesehatan prajurit serta Renstra perbaikan dan pemeliharaan Alutsista.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014