Bogor (ANTARA News) - Pusat perbelanjaan Pangrango Plaza yang terletak di Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), terancam rugi hingga Rp4 miliar saat jalan protokol tersebut ditutup untuk menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS), George Walker Bush, pada 20 November 2006. "Kami terpaksa harus tutup selama dua hari, yaitu Minggu (19/11) dan Senin (20/11) dengan kerugian mencapai Rp2 miliar per hari," kata Human Resources and Development dan General Asisstant-Manager, Pangrango Plaza PT Bogor Internusa Plaza, Untung Napoleon Panjaitan, di Bogor, Kamis. Ia mengatakan, pengelola Pangrango Plaza tidak mempunyai pilihan, selain mengikuti anjuran pemerintah untuk menutup pusat perbelanjaan berlantai enam tersebut. Menurut dia, keputusan itu terpaksa diambil, meskipun mendatangkan kerugian besar, terutama bagi lebih dari 500 penyewa tempat (tenant) di pusat perbelanjaan tersebut, karena satuan pengamanan (satpam/security)gedung tersebut pada 20 November 2006 juga harus menggunakan tanda pengenal ID Card khusus. "Kami ambil positifnya, dan untuk saat ini hanya bisa pasrah. Meski ada beberapa tenant yang protes, tapi kami tetap sulit mengusahakan, agar mereka tetap beroperasi, karena security saja masuk kemari saat tanggal 20 November harus menggunakan ID Card," katanya. Ia menjelaskan, setiap akhir pekan di pusat perbelanjaan seluar 64.000 meter persegi itu dipadati sekurang-kurangnya 2.000 pengunjung dalam sehari. "Jadi, bisa dibayangkan betapa banyak yang dirugikan, karena peristiwa ini," ujar Panjaitan. Sementara itu, salah seorang pemilik salon di Pangrango Plaza, Iwan, mengatakan bahwa sangat menyesalkan penutupan Jalan Pajajaran yang mengakibatkan Pangrango Plaza terpaksa tutup selama dua hari bertepatan dengan kedatangan Presiden Bush. Akibat ditutupnya jalan itu, Iwan mengaku, menderita kerugian hingga Rp1 juta per hari, karena meski libur tetap harus membayar sewa tempat dan gaji karyawan. Menurut dia, pengamanan untuk menyambut kedatangan Presiden Bush terlalu berlebihan, dan justru merugikan kepentingan rakyat. Secara terpisah, salah seorang pemilik gerai alat elektronik di Pangrango Plaza, Eddy, mengatakan bahwa penutupan mal tersebut selama dua hari menyebabkan pihaknya rugi jutaan rupiah per hari. "Omzet yang seharusnya Rp5 juta sehari, karena libur jadi nol rupiah, padahal tanggungan saya banyak," katanya. Ia berharap, kedatangan Bush tersebut pada akhirnya nanti membawa dampak baik yang bagi masyarakat untuk membayar akibat penutupan jalan yang sempat melumpuhkan perekonomian rakyat, termasuk di Pangrango Plaza dan sekitarnya. Selain itu, salah seorang karyawan di gerai pakaian di Pangrango Plaza, Dina, secara terpisah pula mengungkapkan bahwa harus rela gajinya dipotong selama libur dua hari tersebut. "Kalau di tempat ini, saya dibayar harian, jadi kalau libur, ya tidak gajian," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006