Merak (ANTARA News) - Kobaran api masih tampak terlihat, Jumat, pada bagian dalam KMP Lampung yang terbakar di sekitar tiga kilometer dari Pelabuhan Merak, Provinsi Banten, Kamis (16/11), sehingga petugas kepolisian laut belum berani mendekat. Pantauan ANTARA di lokasi kejadian, Jumat, tampak sekitar sepuluh petugas kepolisian laut (Polair) dengan memakai kapal hanya dapat melihat kondisi kapal dari kejauhan, sekitar beberapa meter karena kondisi kapal yang masih menyisakan api. Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Banten, Letkol Laut Mochmad Imron Djunaedi, yang datang ke lokasi, mengatakan peristiwa terbakarnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Lampung buatan Tahun 1971 itu memang diluar dugaan, karena kapal tersebut belum lama ini sudah di-service dan dinyatakan layak untuk dioperasikan. Namun demikian, pihaknya akan terus mengusut sebab-sebab terjadinya kebakaran, terutama asal api, agar dikemudian hari tidak terulang lagi peristiwa serupa. Mengenai kelayakan kapal, terutama perlengkapan yang tersedia di kapal ferry tersebut, seperti alat-alat pelampung bagi keselamatan jiwa penumpang dan perahu yang tersedia di kapal, Imron mengemukakan alat pengamanan sudah tersedia secara maksimal. Namun karena penumpang dalam kondisi panik, sehingga alat-alat keselamatan tidak terpikir untuk dipergunakan, malahan sebagian penumpang meloncat dari kapal untuk menyelamatkan diri. Menurut Imron, keselamatan jiwa 144 penumpang yang berada di dalam kapal tidak terlepas dari jasa para nelayan yang kebetulan sedang berada di sekitar perairan tersebut. Menyinggung tentang api yang belum juga padam, Imron menjelaskan karena di dalam kapal terdapat muatan minyak sawit yang volumenya cukup banyak, diperkirakan minyak itu yang menyebabkan lamanya api padam. Dalam peristiwa kebakaran KMP Lampung yang bertolak dari Pelabuhan Bakauheni, Provinsi Lampung, sekitar pukul 07.00 pagi pada hari Kamis (16/11) menuju Pelabuhan Merak, Provinsi Banten, 114 penumpang yang diangkutnya selamat dari amukan api, walau ada sekitar empat penumpang yang cedera dan stress, sementara 55 unit kendaraan baik roda dua maupun roda empat hangus terbakar. Sementara 20 Anak Buah Kapal (ABK) yang bertugas di dalam kapal, 19 ABK selamat, satu ABK lagi hilang dan diduga ikut terbakar didalam kapal. (*)

Copyright © ANTARA 2006