Sidoarjo (ANTARA News) - Tanggul utama di pusat semburan lumpur yang berbentuk cincin di proyek PT Lapindo Brantas Inc. pada Jumat kembali meluber (over topping) lantaran semburan lumpur di sisi luar sumur Banjarpanji (BJP) 1 terus membesar namun jalur tol Porong-Gempol masih tetap dibuka seperti biasa. Juru bicara Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo (Timnas PSLS), Rudy Novrianto, saat dimintai keterangan mengemukakan, dalam beberapa hari belakangan ini semburan lumpur terus meninggi dan luberan lumpur masih terus diupayakan untuk dialirkan ke kolam penampungan (pond) 5. "Dalam beberapa hari belakangan ini memang semburan lumpur terus membesar, sehingga semburan lumpur meluber ke atas tanggul, agar lumpur tidak mengancam jalan tol, maka penguatan dan peninggian tanggul tetap kami lanjutkan sampai kondisi benar-benar aman," ujarnya. Saat ini, Timnas PSLS mengaku masih kesulitan untuk mengalirkan lumpur dari pusat semburan menuju kolam-kolam penampungan lantaran partikel lumpur yang keluar semakin padat, dan mengakibatkan luberan lumpur terus mengancam beberapa bagian tanggul di sekitarnya. Untuk upaya pengaliran lumpur ke kolam pembuangan di saluran pelimpah (spill way), pihaknya juga telah melakukan penguatan tanggul sepanjang tujuh kilometer, serta terus mengaktifkan tiga unit ponton untuk mengatur aliran lumpur. "Kami masih berharap dengan teknik pengadukan mengunakan ponton ini, luberan lumpur dapat terus mengalir ke (spill way)," ucapnya. Dalam empat hari belakangan ini, menurut dia, semburan lumpur yang meluber membuat tanggul utama setinggi 20 meter kembali terlihat mengalami penurunan, sehingga luberan lumpur tersebut kembali melampaui batas tanggul, dan membuat tanggul yang diperkuat dengan kantong berisi tanah kembali diluberi lumpur. Puluhan truk bermuatan pasir batu tampak terus melakukan penguatan dan peninggian tanggul, sehingga antreannya di bibir tanggul utama guna memperkuat tanggul utama terus dikerjakan secepatnya, agar kondisi tanggul tidak mengancam jalur tol, serta tidak membahayakan keselamatan pekerja. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006