Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berencana menerbitkan lagi obligasi berdenominasi yen atau Samurai Bond pada 2015, setelah sempat menunda penerbitan instrumen surat utang internasional tersebut tahun ini.

"Samurai Bond direncanakan di 2014, tapi diundur ke 2015. Ini bagus untuk menambah instrumen baru, basis investor dan diversifikasi mata uang," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan di Jakarta, Rabu.

Robert mengatakan penerbitan Samurai Bond kali ini berbeda karena merupakan instrumen baru yaitu "unguaranteed" atau tanpa jaminan, untuk mencari basis investor baru Jepang yang sekiranya memiliki kepercayaan terhadap surat utang Indonesia.

"Indonesia sudah cukup dikenal di Jepang. Untuk amannya, kita akan issue dua porsi. Guaranteed dan unguaranteed. Kita mau lihat appetitenya, karena bagian yang unguaranteed itu juga untuk test the market," jelasnya.

Selama ini, pemerintah menerbitkan Samurai Bond dengan jaminan atau "guaranteed" dari Bank Kerjasama Internasional Jepang (JBIC), karena meskipun Indonesia telah mendapatkan peringkat layak investasi namun masih dinilai berisiko.

"Kita pernah tiga kali menerbitkan Samurai Bonds, tapi biasanya investor Jepang hanya membeli bonds dari negara yang investment grade levelnya tinggi. Indonesia meskipun investment grade tapi levelnya masih bawah, itu belum acceptable di aturan mereka," ujarnya.

Robert memastikan penerbitan Samurai Bond "guaranteed" maupun "unguaranteed" akan dilakukan bersamaan, namun porsi instrumen dengan jaminan JBIC masih lebih banyak dari instrumen tanpa jaminan, untuk mencegah adanya risiko.

"Misalnya kita terbitkan 100, 80 kita terbitkan guaranteed dan 20 unguaranteed. Kalau yang guaranted, kemungkinan besar pasti laku. Kalau nanti unguaranteed laku juga dan yield-nya bagus, tahun berikutnya kita berani menerbitkan lagi yang unguaranteed," katanya.

Robert mengatakan pemerintah siap menerbitkan obligasi berdenominasi valas seperti global bonds, sukuk global maupun Samurai Bonds pada semester I-2015, namun penerbitan Euro Bonds kemungkinan baru dilakukan pada semester II.

"Kalaupun ada yang kita agak mundur ke semester dua, mungkin yang mata uang tingkat bunganya tidak terlalu volatile, seperti Euro Bonds. Euro kan tingkat bunganya menurun, sehingga tidak ada urgency diterbitkan pada semester satu, jadi tidak perlu buru-buru," ujarnya.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014