Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan tiga solusi dalam penyelesaian kasus Irak, antara lain melakukan rekonsiliasi nasional di Irak dengan memberdayakan pemerintah yang ada.
"Dengan melakukan ini diharapkan Irak bisa menangani masalahnya sendiri," kata presiden Yudhoyono dalam jumpa pers usai melakukan pertemuan bilateral dengan presiden Bush di Istana Bogor, Senin malam.
Solusi kedua, menurut Presiden Yudhoyono, adalah dengan melibatkan lembaga lain seperti pasukan keamanan PBB yang kedatangannya disesuaikan dengan jadwal penarikan pasukan AS dan pasukan lain dari wilayah Irak.
Sementara solusi ketiga adalah melibatkan masyarakat internasional untuk melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi di Irak. Menurut Yudhoyono, ketiga solusi ini harus diputuskan sebelum AS keluar dari Irak.
Dikatakannya, dalam pembicaraan dengan Presiden Bush disepakati untuk mencari solusi yang realistis dalam mengatasi masalah di Irak dengan melibatkan negara-negara lain, karena masalah Irak bukan saja persoalan Amerika Serikat.
"Indonesia percaya kita bisa bekerja sama untuk bertukar ide untuk melahirkan solusi jangka panjang yang baik di Irak," katanya.
Sedangkan presiden Bush dalam kesempatan yang sama mengatakan dirinya belum memutuskan untuk menarik pasukannya dari wilayah Irak, dan masih melakukan evaluasi atas saran dan rekomendasi yang disampaikan kepadanya.
"Saya akan menyampaikan kepada anda secepat mungkin keputusan yang akan saya ambil," katanya.
Presiden Yudhoyono dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa pertemuan dengan Presiden Bush adalah untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan kerja sama Indonesia dan AS dengan membahas sejumlah agenda seperti peningkatan kerja sama kesehatan mencegah penyebaran flu burung dan penyakit menular, sektor pendidikan, kerja sama pengembangan energi alternatif dan penanganan bencana alam.
"Selain itu kita juga bertukar pikiran masalah global seperti perkembangan masalah nuklir di Korea Utara, Irak dan perkembangan di Palestina. Kita bicarakan bersama solusi terbaik untuk bahas masalah tersebut," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006