Pesennya tidak telepon sebelum sampai tujuan"
Surabaya (ANTARA News) - Dwi Janto (60), ayah kandung salah satu penumpang pesawat AirAsia QZ8501, Bhima Aly Wicaksana (31) dari Pucang Sewu 45 Kota Surabaya, mengungkapkan sebelum anaknya itu pamit pergi ke Singapura untuk berlibur, dia sempat melarangnya.

"Saya sudah larang, mending uangnya buat ibadah umroh. Tapi Bhima bilang enggak perlu umroh, langsung haji saja," kata Dwi kepada Antara di kediamannya, Surabaya, Rabu.

Ia mengatakan anak kedua dari empat bersaudara itu pergi ke Singapura bersama tiga temannya yang sama-sama pengusaha properti.

"Tapi tiga temannya (pergi ber) sama keluarganya. Kalau anak saya belum menikah," kenang Dwi.

Ibu kandungnya, Sri budi siswardani (60), bahkan sempat dipesani korban untuk jangan dulu meneleponnya sampai dia tiba di tempat tujuan.

"Pesennya tidak telepon sebelum sampai tujuan," kata Sri.

Meski belum jelas benar apa yang akhirnya menimpa Bhima, Sri mengaku ikhlas dan pasrah jika Tuhan memberikan takdir lain, merenggut anak terkasihnya itu untuk selamanya.

"Saya hanya bisa pasrah," ujar Sri.

Sang suami, Dwi Janto, mengaku ditawari untuk mendatangi Pangkalan Bun tempat jenazah-jenazah dievakuasi. Namun ia memilih menunggu kabar mengenai anaknya itu dari kejauhan di  Bandara Juanda.

"Buat apa saya ikut ke sana. Tidak ada manfaatnya. Mending saya tunggu di sini," katanya.




Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014