Jakarta (ANTARA News) - Kandidat Kapolri yang akan menggantikan Jenderal Sutarman dinilai harus mampu meningkatkan profesionalisme kepolisian, mampu mempertahankan indenpendensi Polri di bawah Presiden, kata pakar antropologi politik Prof. Dr. Subur Budhisantoso.

Menurut pendiri Partai Demokrat itu di Jakarta, Rabu, Kapolri yang baru juga harus berani melakukan program revolusi mental di tubuh Polri sehingga Polri harus berani mendukung penuh kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Revolusi mental di tubuh Polri harus dijalankan, demi meningkatkan citra kepolisian yang selama ini masih jelek di mata masyarakat," katanya melalui keterangan tertulis.

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat 1 (2001-2005) itu mengungkapkan, dirinya telah mengamati dari sekian jenderal bintang dua dan tiga Polri, hanya Komjen Budi Gunawan yang pantas menjadi Kapolri mendatang.

"Sebagai Tim Think Thank Polri, Beliau sangat brilian, produktif menghasilkan karya tulis dan sukses dalam karir," katanya.

Terkait revolusi mental, Prof Boedhisantoso menambahkan, ini sangat perlu agar dapat mengubah mental atitude polisi, karena kecenderungan selama ini, anggota polisi selalu mencari kesalahan-kesalahan orang, seperti menilang di jalan.

Selain itu, lanjutnya, stigma negatif polisi harus diubah, terutama terkait masalah "lapor kehilangan kambing, justru menjadi kehilangan sapi", serta masih adanya keberpihakan polisi terhadap pengusaha atau justru menjadi beking.

Revolusi mental lainnya, tambah dia, harus ada reward and punishmen terhadap anggota kepolisian untuk mencapai jenjang yang lebih baik.

"Selama ini, jenjang karier di kepolisian terutama pangkat AKBP, Kombes hingga bintang satu tidak jelas," katanya.

Begitu juga banyak laporan anggota kepolisian yang mau sekolah Sespim, Sespati, ternyata susah naik pangkat dan jabatan dengan bermacam alasan.

Hal itu, lanjutnya, menjadi tugas calon Kapolri baru untuk memperbaiki.

Pihaknya menyatakan calon Kapolri Komjen Budi Gunawan merupakan sosok yang mampu mengatasi kondisi itu, karena mempunyai rekam jejak bagus dari sisi akademis.

Pewarta: Subaqyo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015