Doha (ANTARA News) - Pelatih tim rowing Indonesia, Diederik De Boorder, optimistis para atlet Indonesia bisa memenuhi target untuk masuk empat besar pada Asian Games ke-15 Doha 2006. "Tetapi saya tidak tahu mereka akan finish di peringkat berapa, namun saya optimistis mereka finish antara satu dan empat. Saya yakin pertandingan akan sangat ketat dan perbedaan antara peringkat satu dan empat mungkin hanya 0,5 detik," ujar pelatih asal Belanda itu, ketika ditemui saat mengawasi para atlet berlatih di arena pertandingan West Bay Lagoon, Doha, Senin. Keyakinan tersebut, menurutnya, menebal setelah memperhatikan perkembangan Lasmin dkk selama lima minggu terakhir di Pelatnas Jatiluhur, Purwakarta. "Kemampuan fisik, mental dan teknik mereka semakin bagus. Terutama soal mental, karena itulah yang paling menentukan pada pertandingan nanti," ujar Diederik, yang melatih tim rowing Indonesia sejak April lalu. Diederik terutama menyoroti perkembangan atlet putri Pere Karoba yang akan bertanding di nomor "single scull" 1.000 meter. Ia yakin Ella -- sapaan akrab pedayung putri asal Papua itu -- bisa mempersembahkan medali untuk Indonesia. "Ketika datang pada April lalu, saya ragu akan kemampuan Ella. Namun rupanya ia berhasil mengembangkan diri dengan baik dan kini saya mengandalkan dia. Atlet negara lain harus mewaspdainya," tegas Diederik. Selain Ella, ia juga berpendapat Lasmin cukup berpeluang pada nomor "single scull" putra 1.000 meter, jika ia bisa mempertahankan konsentrasinya. Satu lagi nomor rowing yang akan diikuti Indonesia adalah "coxless four" putra. Untuk nomor itu Diederik menyatakan ia belum menentukan empat pedayung yang akan diturunkannya dari tujuh atlet yang tersedia, yakni Jamaluddin, Sumardi, Ramdhani, Iswandi, Deni, Thomas Lattu dan Rodiaman. "Mereka semua berpeluang mengisi empat kursi yang ada. Saya akan terus menyeleksi hingga waktu bertanding tiba. Kompetisi itu sangat sehat untuk kemajuan tim," jelasnya. Berbeda Dengan Standar Mengenai lawan terberat pada AG 2006, ia menjawab semua negara berpeluang sama, terutama karena lintasan pertandingan yang berbeda dengan standar internasional. "Arena dayung itu biasanya memiliki enam jalur dan panjang 2.000 meter, tetapi ini hanya empat jalur dan 1.000 meter. Hal itu baru bagi semua tim dan mereka harus beradaptasi. Jadi, saya pikir, semua berpeluang sama," tuturnya. Selain lintasan yang berbeda dengan standar, di arena juga terlihat pagar seng setinggi dua meter dengan panjang kira-kira 500 meter yang berdiri di samping lintasan. Keberadaan pagar, menurut Diederik, sangat mengganggu karena lintasan yang berada tepat di dekatnya tidak terkena angin, sementara lintasan lain berangin kencang. "Itu tidak adil karena lintasan yang berada dekat pagar airnya tenang, sementara yang jauh dari pagar justru berombak. Saya akan berbicara dengan pelatih tim lain dan dengan panitia untuk menyingkirkannya," jelasnya. Cabang olahraga rowing Asian Games 2006 mulai dipertandingkan pada Minggu, 3 Desember. (*)

Copyright © ANTARA 2006