Doha (ANTARA News) - Atlet angkatbesi Raema Lisa Rumbewas, Okta Dwi Pramita, Sinta Darmariani, Eko Yuli Irawan serta Triyanto yang tiba di Doha, Senin tengah malam, berada dalam kondisi prima, setelah melakukan perjalanan panjang dari Jakarta. "Mereka semua dalam kondisi baik dan hari ini berlatih petang hari," kata tim manajer Syafriadi Cut Ali ketika dihubungi Selasa petang waktu setempat. Ia menambahkan kondisi fisik para lifter tidak dapat dipaksakan atau diforsir untuk melakukan sesuatu dan pelatih mereka sudah amat faham dengan kondisi itu. "Selain tidak lagi memforsir latihan fisik, mereka juga semoga tidak mendapat tekanan dari sisi mental. Menjelang bertanding tidak boleh ada tekanan terhadap para atlet," kata Syafriadi yang mengaku mendapat tempat tinggal di kapal, sehingga ia khawatir tidak dapat mengawasi atlet yang berada di perkampungan atlet. Ketika tempat latihan para lifter didatangi di Al Dana Banque Hall di kawasan Stadion Khalifa, tidak ditemukan para atlet yang berlatih, selain panitia yang sedang mempersiapkan berbagai kepentingan pertandingan dalam ruangan itu. Julian Hocken, menejer media khusus venue, mengatakan Selasa petang tidak ada latihan di gedung itu dan ia tidak mengetahui tentang rencana tim Indonesia yang akan berlatih di tempat itu. Namun setelah berkomunikasi dengan pihak terkait, Julian mengatakan tim angkat besi Indonesia meminta waktu untuk latihan di Al Dana Hall hari Senin pukul 10.30 dan hari Selasa pukul 10.30 hingga 12.30 waktu setempat. "Tetapi mereka tidak ada datang, saya tidak tahu apa yang terjadi," kata Julian asal Inggris dan mengangguk ketika disebutkan tim angkatbesi Indonesia baru tiba di Doha pada Senin tengah malam. Para lifter itu datang ke Doha dengan didampingi pelatih Edi Santoso, Joni, Ida Aldamina Korwa dan tim manajer Syafriadi. Saingan berat Lisa, peraih medali perak Asian Games Busan empat tahun lalu, dalam ajang kali ini tetap mendapat persaingan ketat seperti yang dialaminya dalam kejuaraan dunia di Santo Domingo, Oktober lalu. Lisa yang dilatih ibunya sendiri, Ida Aldamina Korwa, pada kejuaraan itu turun di kelas 53 kg dan mendapat medali perak setelah membukukan angkatan total 210 kg, dengan rincian 95 kg untuk angkatan snatch dan 115 kg untuk clean & jerk. Juara di kelas itu adalah Qiu Hongxia dari China dengan angkatan total 226 kg (98 kg snatch dan 128 kg CJ), sementara posisi ketiga ditempati atlet dari Thailand, Cheleephay Suda, dengan angkatan 207 kg (92 kg snatch dan 113 kg CJ). Okta Dwi Pramita yang juga turun di kelas itu, pada kejuaraan dunia berada di urutan kedelapan dengan angkatan total 191 kg. "Kita mengharapkan Lisa dapat menambah berat angkatannya, minimal seperti yang dilakukannya di SEA Games Filipina 2005 ketika ia melakukan angkatan total 216 kg," kata manajer tim angkatbesi itu, seraya menambahkan kalau dia berhasil melakukan angkatan seberat itu, maka medali perak Asian Games kelihatannya sudah di tangan. Angkat besi merupakan salah satu cabang yang diharapkan Indonesia bisa melahirkan medali perak dan perunggu, sedangkan medali emas,bisa diperoleh dari cabang bulutangkis, karate, boling dan balap sepeda. Dengan tidak jadinya tampil Jadi Setijadi, maka tim angkatbesi Indonesia yang akan berlaga di Asian Games Doha hanya terdiri atas dua putera dan tiga puteri dan mereka baru berlaga pada 2-6 Desember 2006. (*)

Copyright © ANTARA 2006