Istanbul (ANTARA News) - Sebanyak 15.000 orang mengikuti demonstrasi besar di Kota Mersin, Turki Tenggara, Rabu (18/2), menyuarakan protes terkait pembunuhan seorang mahasiswi berusia 20 tahun pekan lalu.

Banyak mahasiswa, anggota bermacam organisasi masyarakat sipil dan warga setempat menghadiri protes tersebut. Kerumunan massa meneriakkan kata-kata menentang pembunuh Aslan Ozgecan dan meningkatnya peristiwa kekerasan terhadap perempuan di seluruh Turki.

Gambar Aslan dipajang di baliho di seluruh Mersin, kata Xinhua. Pertanyaan "apakah anda telah mendengar teriakan Ozgecan?" tertulis di baliho itu, kata satu laporan yang disiarkan oleh kantor berita Cihan.

Aslan Ozgecan dibunuh dan mayatnya dibakar setelah ia dilaporkan berusaha melawan serangan seksual terhadap dirinya. Pembunuhan mahasiswi tersebut telah menyulut kemarahan masyarakat, terutama kaum perempuan, di seluruh Turki selama beberapa hari belakangan.

Pengemudi busmini Ahme Suphi Altindoken, ayahnya --Necmettin Altindoken, dan tersangka teman mereka Fatih Gokce ditahan oleh satu pengadilan Mersin pada Senin.

Perempuan Turki di seluruh negeri itu berpakaian hitam pada Senin (16/2) untuk memprotes pembunuhan mahasiswi tersebut. Kemarahan di kalangan masyarakat terus berkobar sehubungan dengan kematian Aslan Ozgecan. Sejak itu, reaksi tak pernah surut.

Kementerian Kebijakan Sosial dan Keluarga bersiap melancarkan rencana aksi baru nasional guna memerangi kekerasan terhadap perempuan, di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai masalah itu.

"Rencana Aksi Perang Melawan Kekerasan terhadap Perempuan", yang berlaku pada 2012 dan akan berakhir pada 31 Desember 2015, akan diperbarui oleh kementerian tersebut selama tiga tahun mendatang, dan bertujuan meningkatkan kekuatan tanggung-jawab dan sanksi.

Berikutnya, serangkaian tindakan akan dilakukan, termasuk pertemuan pemantauan dan penilaian mengenai rencana saat ini dan hasilnya, serta mempertimbangkan laporan dari organisasi non-pemerintah yang menangani topik itu dan komisi parlemen yang saat ini menyelidiki kekerasan terhadap perempuan.

Pertemuan dengan pegawai dari 125 tempat penampungan perempuan akan diselenggarakan untuk menampung pertanyaan pegawai dan menerima umpan balik mereka.

Sebagai bagian dari pembaruan rencana tersebut, jumlah tempat penampungan perempuan, cabang penerimaan awal, dan Pusat Pemantauan dan Pencegahan Kekerasan juga akan ditambah. Ada rencana untuk membangun sebanyak delapan lembaga baru.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015