Doha (ANTARA News) - Asian Games ke-15 Doha 2006 akan menjadi yang terakhir bagi pebulutangkis Indonesia Taufik Hidayat dan ia ingin menutup keikutsertaannya pada pesta olahraga Asia itu dengan sebuah medali emas. Setelah digagalkan Cina pada nomor beregu, harapan atlet berusia 25 tahun itu tinggal pada nomor perorangan tunggal putra. "Ini adalah Asian Games terakhir saya. Oleh karena itu target pribadi saya adalah merebut medali emas," kata pebulutangkis yang kini menempati ranking ke-12 dunia itu usai mengalahkan pemain Vietnam Nguyen Hoang Hai di Gedung Aspire, Rabu. "Saya juga ingin mempertahankan medali emas yang saya dapatkan empat tahun lalu di Busan," sambungnya. Motivasinya untuk merebut emas tunggal putra semakin bertambah setelah ia gagal memimpin rekan-rekannya untuk merebut peringkat pertama nomot beregu. Mereka dihentikan Cina yang juga menundukkan mereka pada pertandingan pool A dan lama kesempatan itu dua kali pula pemegang emas Olimpiade dan mantan juara dunia itu dikalahkan pebulutangkis nomor satu Cina, Lin Dan. Hubungan antara Taufik dan Lin Dan sempat memanas pada awal pagelaran AG 2006 setelah Taufik mengeluarkan kritik terhadap kesulitan atlet Cina itu untuk bergaul dengan atlet negara lain. Namun kemudian ia membantah memiliki masalah pribadi dengan pacar pebulutangkis putri Cina Xie Xingfang itu. "Saya tidak pernah berbincang dengan dia karena dia tidak bisa berbahasa Inggris dan saya tidak bisa berbahasa Cina. Itu saja," jelasnya. Taufik pun sadar Lin Dan adalah hambatan utama untuk bisa menggapai ambisi pribadinya tersebut. Skor pertemuan mereka hingga 4 Desember lalu adalah 5-3 untuk Lin Dan dan terakhir kali Taufik bisa menundukkan atlet berusia 23 tahun itu adalah pada Kejuaraan Dunia 2005. "Ini adalah tahunnya Lin Dan. Dulu ia sulit mengalahkan saya, sekarang saya yang kesulitan mengalahkan dia. Ini adalah proses regenerasi yang wajar," tutur Taufik, yang menegaskan tidak menyesal dikalahkan dua kali dalam tiga hari pada AG 2006.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006