Jakarta (ANTARA News) - Potensi limbah pertanian dan perkebunan (biomassa) di Indonesia bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik berkemampuan 49,81 GW (Giga Watt), jauh lebih besar dari yang dihasilkan saat ini yang hanya 0,3 GW. Pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi di Indonesia saat ini belum optimal meski potensi limbah pertanian, perkebunan maupun kehutanan yang ada mencapai 120 juta ton, kata Deputi bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT Wahono Sumaryono di Jakarta, Jumat. Biomassa, menurut dia, merupakan sumber energi potensial di masa depan karena memanfaatkan limbah dan tidak perlu berkompetisi dengan hasil pertanian seperti tebu, singkong atau CPO (crude palm oil) sebagai sumber energi nabati. "Prosesnya, limbah kayu yang bentuknya polimer diproses dengan tekanan dan suhu tinggi, dihidrolisa menjadi molekul gula dan menjadi biofuel," katanya. Sementara Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Said D Jenie mengatakan, energi biomassa ini merupakan teknologi baru yang masih dalam kajian di laboratorium termasuk di Jepang, Jerman, dan AS. Energi ini baru akan diproduksi secara komersial pada 8 hingga 10 tahun lagi. Energi biomassa dapat diproses menjadi energi seperti biofuel dan ditargetkan pada 2010 mampu mensubstitusi energi fosil seperti premium dan solar. Energi biomassa diperkirakan dapat mensubstitusi 10 persen kebutuhan kerosin dunia dan 50 persen kebutuhan solar. Sedangkan Direktur Pusat Penelitian Teknologi Biomassa AIST Jepang, Kinya Sakanishi, mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan lahan hutan, pertanian dan perkebunan yang luas memiliki potensi terbesar penghasil biomassa di Asia. Dalam kesempatan itu dilakukan penandatanganan memorandum kerjasama mengenai Pengembangan Energi Biomassa antara BPPT dan National Institute for Advanced Industrial Science and TechnologyB (AIST) Jepang. Kerjasama tersebut difokuskan pada penelitian, pengembangan dan perekayasaan teknologi Bahan Bakar Nabati termasuk pengoperasian "pilot plan" serta pembangkit listrik berbahan baku biomassa.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006