Suva (ANTARA News) - Kudeta di Fiji baru empat hari lalu, namun sudah mulai menimbulkan dampak bagi ekonomi dan keuangan pemerintahan dengan diterapkannya pengawasan modal dan pembatasan pengeluaran pada kantor-kantor pemerintahan. Bank sentral Fiji memperketat kontrol modal pekan ini dan membatasi kredit pada bank-bank untuk mencegah larinya uang ke luar negri. "Pengetatan ini diperlukan untuk menjamin keamanan cadangan negara dalam situasi saat ini," demikian pengumuman bank sentral. "Kebijakan ini akan ditinjau lagi secara berkala. Diharapkan adanya relaksasi begitu situasi politik normal dan tekanan keuangan berkurang," kata bank sentral. Bahkan sebelum komandan militer Vorege Bainimarama mengumumkan penjatuhan pemerintahan PM Laisenia Qarase, Selasa, kementrian keuangan telah menerapkan pengetanan pengeluaran kantor-kantor pemerintah. Ketua pelaksana menteri keuangan Paula Uluinaceva mengatakan dalam sebuat penyataan bahwa pada akhir pekan lalu telah dilakukan restriksi keuangan karena ketidakstabilan politik. Sejumlah tentara telah dua kali mendatangi departemen keuangan pekan ini untuk mencari Uluinaceva, yang menurut sumber setempat telah melarikan diri ke luar negeri. Fiji semula diprediksikan dapat menarik 550.000 wisatawan tahun ini, namun situasi politik saat ini dapat menurunkan target tersebut hingga 30 persen jika perisitiwa kudeta tahun 2000 terulang, kata kepala pariwisata Fiji Viliame Govoka. Penerbangan nasional Fiji, Air Pacific, mengatakan bahwa pesanan tiket untuk tiga bulan ke depan menurun 40 persen dari jumlah normal karena kudeta. Pekerja sektor pariwisata di negara tersebut berjumlah sekitar 50.000 orang. Sektor ini memberi kontribusi 49 persen dari total devisa. Pukulan lainnya adalah pengumuman dari perusahaan tambang Australia, Emperor Mines Ltd yang menutup kegiatan di pertambangan emas Vatukuola, yang telah berlangsung 71 tahun, sehingga menyebabkan 1.700 orang kehilangan pekerjaan, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006