Jakarta (ANTARA News) - Ucapan salut dan penghargaan terhadap penyelenggaraan Jakarta International Film Festival (Jiffest) 2006 meluncur dari mulut sejumlah insan perfilman Indonesia. "Yang jelas Shanty Harmayn (Chairperson Jiffest 2006) sudah berpihak kepada film Indonesia, dan itu yang harus kita kasih acungkan jempol," kata tokoh senior perfilman Indonesia, Slamet Raharjo, saat menghadiri acara pembukaan Jiffest 2006 di Jakarta, Jumat malam. Menurut Slamet, ajang Jiffest 2006 kali ini bisa memberikan kesempatan kepada film-film Indonesia untuk diputar sehingga bisa memancing para sineas film untuk berkarya lebih baik lagi. "Biar jelek kan film Indonesia punya kita sendiri. Jadi mudah-mudahan dengan kesempatan film Indonesia diputar di Jiffest akan lebih bagus ke depannya," katanya. Untuk itu, kata Slamet, Jiffest harus terus diselenggarakan setiap tahunnya karena insan perfilman Indonesia perlu terus bergaul dengan kalangan sineas internasional. Sutradara muda Indonesia, Nia Dinata, mengungkapkan Jiffest 2006 akan membawa dampak positif bagi film-film di Indonesia karena banyak tamu dari luar negeri yang belum sempat melihat film Indonesia bisa datang ke festival ini. "Mereka kan bisa melihat film-film Indonesia yang sudah tidak diputar lagi dan bisa melihat perkembangan kreativitas, perbedaan dan keunikan dari masing-masing film yang ada di tahun ini," kata sutradara film "Berbagi Suami" itu. Respon positif pun datang dari aktris senior, Christine Hakim, bahwa Jiffest 2006 kali ini berhasil mendatangkan para insan perfilman dari luar negeri seperti pihak penyelenggara Festival Film Cannes Perancis. "Mereka kan bisa melihat langsung bagaimana perkembangan industri perfilman di Indonesia dan mereka juga memiliki kesempatan menonton film Indonesia lebih banyak di sini. Coba hitung berapa banyak sih film kita yang diputar di luar negeri," kata salah satu juri di ajang bergengsi Festival Film Cannes ke-55 2002 di Perancis. Aktor film terkenal, Nicolas Saputra, mengatakan penyelenggaraan Jiffest 2006 kali ini sudah jauh berbeda dalam hal kualitas dan kuantitas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. "Saya mengikuti Jiffest ini mulai dari yang ketiga, sudah beda banget. Dari dulu memang lebih banyak film-film Barat, tetapi saat ini banyak film-film luar yang baru seperti Babel, dan akhirnya film Indonesia juga diputar di festival ini," kata pemeran utama film "Soe Hok Gie" itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006